Info BMKG, Ajak Warga Waspadai Siklus 100 Tahunan Tsunami di Pesisir Jawa
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk lebih waspada terhadap siklus 100 tahunan gempa besar yang mempunyai potensi besar terjadinya bencana tsunami.
BaperaNews - Bagi masyarakat yang tinggal atau pun banyak beraktivitas di pesisir Pulau Jawa dihimbau oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk lebih waspada terhadap siklus 100 tahunan gempa besar yang mempunyai potensi besar terjadinya bencana tsunami.
“Prediksi di Pulau Jawa bagian timur yakni Provinsi Jawa Timur, memiliki potensi terjadi gempa dengan kekuatan 8.7 dan berpotensi besar terjadi bencana tsunami. Prediksi yang diberikan oleh BMKG ini memang harus diwaspadai, mengingat potensi bencana tersebut merupakan siklus 100 tahunan,” penjelasan dari Ma’muri (Kepala BMKG Malang).
Meskipun informasi ini masih prediksi, Ma'muriy (Kepala BMKG Malang) memberikan himbauan terkhusus untuk seluruh kepala daerah yang berada di Jawa Timur dan daerah yang mempunyai wilayah pesisir selatan agar lebih waspada. Selain itu juga, pemerintah daerah juga mempunyai tugas penting dalam memberikan peringatan kepada masyarakatnya.
Persiapan dan kewaspadaan sejak dini akan membantu mengamankan seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki pesisir selatan paling panjang dan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian mencapai 24 meter.
Adanya prediksi potensi tsunami memang belum terjadi, namun ada baiknya segala bentuk persiapan harus dilakukan sebagai antisipasi. Jika prediksi tersebut ternyata benar – benar terjadi dalam waktu dekat, kita semua tidak kebingungan dan timbulnya korban pun bisa ditekan.
“Dari perhitungan kami, jika terjadi potensi gempa bumi dengan kekuatan sebesar 8.7, bisa menimbulkan tsunami setidaknya mencapai ketinggian hingga 24 meter.Tsunami ini akan muncul kurang lebih 30 menit setelah terjadinya gempa bumi dengan kekuatan sebesar 8.7 tersebut,” Ma'muriy (Kepala BMKG Malang).
BMKG juga sudah mengambil tindakan untuk terjun ke lapangan langsung guna memberikan berbagai sosialisasi dan peringatan dini kepada masyarakat khususnya di daerah dengan potensi tertinggi seperti Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan.
“Selama melakukan sosialisasi di lapangan, kami mempersiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul evakuasi sebagai tindakan yang diambil dalam rangka melakukan persiapan sejak dini,” ujar Ma'muriy (Kepala BMKG Malang).
Hasil yang didapatkan dari serangkaian kegiatan lapangan, semua daerah sudah dinyatakan aman dan memiliki tempat evakuasi yang cukup memadai.