Ikatan Dokter Indonesia Bantah Dokter Raup Untung dari Tes PCR

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membantah tuduhan bila dokter raup keuntungan dari tes PCR Covid-19. Zubairi Djoerban selaku Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Ketua Satgas membantah tudingan tersebut

Ikatan Dokter Indonesia Bantah Dokter Raup Untung dari Tes PCR
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban. Gambar : Republika.co.id

BaperaNews - Zubairi Djoerban (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Ketua Satgas) memberikan respon terkait tudingan bahwa dokter memanfaatkan momen pandemi untuk mengeruk untung dari hasil tes PCR.

“Ini jelas – jelas tak sesuai dengan konteks yang ada,” kata Zubairi Djoerban (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Ketua Satgas).

Selama mengambil kebijakan, pemerintah juga menyertakan Zubairi Djoerban (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Ketua Satgas) dalam menentukan syarat untuk bisa menggunakan moda transportasi udara untuk berbagai wilayah di Indonesia. Baik itu wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali atau pun wilayah di luarnya.

Penggunaan syarat negatif covid 19 melalui tes PCR diwajibkan pada wilayah – wilayah yang masih berstatus PPKM level 3 dan level 4.

“Masyarakat salah paham terhadap dokter. Jangan salah, dokter tidak mendapatkan untung dari penjualan tes PCR sama sekali. Tuduhan itu sangat tidak nyambung menurut saya” pembelaan dari Zubairi Djoerban (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Ketua Satgas).

Serangkaian tes PCR, akan sangat bermanfaat dalam mendeteksi siapa saja yang dinyatakan positif covid 19. Terlebih lagi bagi mereka yang sudah divaksin. Dari data yang diperoleh, akan memudahkan untuk mendukung penanganan penyebaran kasus covid 19.

“Saya tekankan lagi, mengapa perlu dilakukan PCR? Ini jelas – jelas digunakan dalam rangka pencegahan sejak dini,” tambahnya.

Sama halnya dengan melakukan vaksin, melakukan tindakan tes PCR sangat efektif dalam membantu menekan angka penyebaran covid 19.

“Bahkan saya pribadi berharap, tes PCR bisa digratiskan layaknya vaksin massal. Karena keduanya memang sama – sama penting dan saling mendukung untuk percepatan penanganan masa pandemi ini,” ungkapannya.

Kebijakan ini diambil bukan asal – asalan. Pemerintah bekerja keras untuk segera keluar dari jeratan masa pandemi. Serangkaian tes PCR juga dilakukan sebagai uji coba untuk kembali melonggarkan mobilitas dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya, sehingga ekonomi kita bisa terus membaik dan diharapkan akan segera kembali normal.

Wiku Adisasmito (Juru Bicara Satgas Covid 19) juga menjelaskan, meski mobilitas masyarakat mulai diberikan kelonggaran, segala bentuk pengetatan tetap harus dilakukan. Salah satunya adalah melakukan tes PCR untuk menggunakan moda transportasi udara.

Kelonggaran ini harus dilakukan dengan penuh kehati – hatian. Tarik ulur menjadi salah satu poin yang tepat agar gelombang covid 19 tak terjadi lagi.