Hore! Pemerintah Berikan Subsidi Sebesar Rp 70 Juta untuk Mobil Listrik
Presiden Jokowi memberikan wawasan mengenai kebijakan insentif kendaraan listrik di Indonesia, dengan penjelasan mengapa subsidi untuk mobil listrik lebih besar daripada motor listrik.
BaperaNews - Presiden Jokowi menjelaskan alasan pemerintah Indonesia memberikan subsidi mobil listrik dengan jumlah besar mencapai Rp 70 juta sedangkan insentif motor listrik hanya Rp 7 juta. Hal ini disampaikan Jokowi dalam Peringatan Hari Konstitusi dan HUT ke-78 MPR RI.
“Banyak yang bertanya kenapa kita berikan insentif mobil listrik yang angkanya sangat besar. Mobil listrik subsidi Rp 70 juta sedangkan motor listrik subsidi rp 7 juta. Ini untuk apa, ya karena semua negara lain melakukan itu. Contohnya Thailand berikan subsidi mobil listrik Rp 68 juta. Kalau di bawah itu, semua investor akan pergi kesana, tidak ke Indonesia. Inilah dunia, memang kompetisi itu sangat kuat sekali” kata Jokowi hari Jumat (18/8).
Jokowi berpesan bahwa Indonesia harus memiliki kesan lebih baik ketika dibandingkan dengan negara lain atau kompetitor dan tidak cukup jika hanya melihat diri sendiri merasa cukup, sebab itu berbahaya.
“Kita harus lihat kanan kiri. Oh negara lain begitu, kita harus bisa sesuaikan diri lebih baik. Oh kompetitor seperti itu, berarti kita harus bagaimana, itu yang harus dirumuskan. Kita harus pelajari apa yang dilakukan negara lain dan kita harus adaptif. Jika kompetitor lakukan perubahan kebijakan, kita juga harus dan kebijakan kita harus bisa lebih baik dari mereka” pungkas Jokowi.
Baca Juga : Guna Kurangi Polusi, Insentif Motor Listrik Naik Rp10 Juta
Insentif mobil listrik dan motor listrik diberikan untuk mendorong masyarakat lebih banyak beralih ke kendaraan listrik. Insentif kendaraan listrik juga tidak bisa didapat di semua merk kendaraan listrik. Hanya kendaraan listrik yang memiliki campur tangan Indonesia minimal 40% misalnya dibuat di Indonesia yang akan mendapat subsidi kendaraan listrik.
Insentif kendaraan listrik diharapkan bisa membantu masyarakat beralih ke kendaraan listrik mengingat potongan yang diberikan cukup besar. Meski program insentif kendaraan listrik belum banyak dilirik karena dinilai harga yang harus dibayar juga masih mahal, namun pemerintah akan terus menjalankan. Memang butuh proses untuk adaptasi.
Kendaraan listrik harga mahal di awal dan pemakaian ke depannya lebih hemat biaya serta lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan BBM. Terlebih saat ini kualitas udara di Jakarta dan sejumlah kota besar Indonesia menjadi sorotan karena dinilai berbahaya untuk kesehatan. Salah satu solusinya ialah beralih ke kendaraan listrik.
Baca Juga : Kurangi Polusi, Pemprov DKI Jakarta Bakal Operasikan 100 Bus Listrik