Wanita Adalah Tiang Negara, Benarkah Ada Hadisnya?

Dalam Islam, keabsahan hadis sangat penting. Banyak ungkapan yang ternyata tidak berasal dari Nabi Muhammad.

Wanita Adalah Tiang Negara, Benarkah Ada Hadisnya?
Wanita Adalah Tiang Negara, Benarkah Ada Hadisnya? Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Kalimat “wanita adalah tiang negara” sering dikutip dalam berbagai ceramah dan tulisan Islam serta sering disebut-sebut sebagai hadis. 

Ungkapan ini menggambarkan betapa besar peran wanita dalam membangun masyarakat dan negara. 

Namun, muncul pertanyaan penting, apakah ini benar-benar hadis Nabi atau hanya sekadar kalam hikmah?

Dalam Islam, keabsahan suatu hadis sangat penting. Banyak ungkapan yang terdengar Islami, tetapi setelah diteliti, ternyata tidak berasal dari Nabi Muhammad ﷺ. 

Baca Juga: Apa Hukum Makan Landak dalam Islam?

‘Wanita Adalah Tiang Negara’ Benarkah Ada Pada Hadis?

Ungkapan 'wanita adalah tiang negara' sering digunakan dalam berbagai forum keislaman untuk menegaskan peran penting wanita dalam membangun masyarakat. 

Dalam bahasa Arab, ungkapan ini berbunyi:

النِّسَاءُ عِمَادُ الْبِلَادِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ

Artinya: "Wanita adalah tiang negara. Apabila wanita baik, maka baiklah negara. Dan apabila wanita rusak, maka rusak pula negara."

Ungkapan ini sering disampaikan oleh para penceramah, khususnya dalam kajian-kajian keperempuanan. 

Namun, permasalahannya adalah ungkapan ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis. 

Dalam kajian ilmu hadis, jika sebuah pernyataan tidak memiliki sanad yang jelas dan tidak tercantum dalam kitab-kitab hadis yang kredibel, maka besar kemungkinan ungkapan tersebut bukan hadis sahih.

Menurut penelitian berjudul Hadis-Hadis Bermasalah karya Ali Mustafa Yaqub, ungkapan ini tidak ditemukan dalam berbagai kitab hadis seperti al-Maqasid al-Hasanah, al-Durar al-Muntasyirah, dan Kasyf al-Khafa’

Ini menunjukkan bahwa ungkapan tersebut bukan berasal dari Nabi Muhammad ﷺ, melainkan lebih condong sebagai kalam hikmah atau nasihat bijak yang berkembang di masyarakat.

Meskipun bukan hadis, makna dari ungkapan ini tetap relevan. Wanita memang memiliki peran penting dalam membangun keluarga, yang kemudian berpengaruh pada kondisi suatu negara. 

Namun, harus ditekankan bahwa menyandarkan sesuatu kepada Nabi tanpa bukti yang sahih adalah tindakan yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

"Barang siapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah ia bersiap menempati tempat duduknya di neraka.”

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk berhati-hati dalam menisbatkan suatu ungkapan kepada Nabi Muhammad ﷺ. 

Jika suatu perkataan tidak memiliki sumber yang jelas, lebih baik menyebutnya sebagai kalam hikmah atau pernyataan ulama daripada mengklaimnya sebagai hadis.

Baca Juga: Apakah Ulat Sagu Halal dalam Islam?

Apa Makna Ungkapan Wanita Adalah Tiang Negara?

Meskipun ungkapan ‘wanita adalah tiang negara bukanlah hadis,namun makna di baliknya tetap menarik untuk dikaji. 

Wanita memang memiliki peran fundamental dalam menjaga stabilitas dan kemajuan suatu bangsa. 

Jika wanita memiliki kualitas yang baik—baik dalam aspek moral, pendidikan, maupun perannya dalam keluarga—maka hal ini akan berdampak positif pada masyarakat secara keseluruhan. 

Sebaliknya, jika wanita mengalami kemunduran dalam berbagai aspek kehidupan, maka dampaknya juga akan dirasakan oleh bangsa dan negara.

Dalam kitab Lisan al-Arab, kata ‘tiang’ diartikan sebagai sesuatu yang menyangga atau menyokong, seperti tonggak yang berfungsi untuk memperkokoh bangunan. 

Dengan kata lain, ungkapan ini menegaskan bahwa wanita memiliki posisi strategis dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

Mereka bukan hanya sekadar pendamping laki-laki, tetapi juga penopang utama dalam berbagai aspek kehidupan.

Peran wanita sebagai tiang negara bisa dikaitkan dengan posisinya sebagai ibu dalam keluarga. 

Baca Juga: Apa Hukum Suami-Istri Tidak Berhubungan Badan Selama 3 Bulan?

Seorang ibu adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya, yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. 

Konsep ini sejalan dengan ungkapan dalam syair Hafidz Ibrahim yang berbunyi:

"Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Jika engkau mempersiapkannya dengan baik, maka engkau telah mempersiapkan generasi yang baik pula."

Namun, makna tiang negara tidak berarti bahwa wanita adalah satu-satunya faktor penentu dalam kemajuan bangsa. 

Sebuah bangunan tidak hanya berdiri karena tiangnya, tetapi juga membutuhkan pondasi, dinding, dan atap agar tetap kokoh. 

Artinya, wanita memang memiliki peran besar, tetapi harus didukung oleh elemen lainnya seperti pendidikan yang berkualitas, lingkungan yang kondusif, serta peran laki-laki sebagai mitra dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.

Wanita Memiliki Kedudukan yang Mulia di Mata Islam

Islam menempatkan wanita pada posisi yang mulia, baik dalam aspek spiritual, sosial, maupun ekonomi. 

Mereka memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan laki-laki dalam banyak hal, termasuk pendidikan dan kontribusi di masyarakat. 

Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya menghormati dan memuliakan wanita, terutama ibu, sebagaimana sabdanya:

أُمُّكَ، ثُمَّ أُمُّكَ، ثُمَّ أُمُّكَ، ثُمَّ أَبُوكَ

Ummuka, ṡumma ummuka, ṡumma ummuka, ṡumma abūka.

Artinya: "Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu." (HR. Muslim)

hadis ini menunjukkan betapa besar peran wanita, khususnya sebagai ibu, dalam kehidupan seseorang. 

Wanita bukan hanya berperan dalam rumah tangga, tetapi juga dalam pendidikan dan pembangunan moral generasi mendatang.

Islam memberikan kesempatan bagi wanita untuk berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan. 

Baca Juga: Hati-Hati! Ini Hukum Menyusui Suami saat Puasa

Kesimpulan

Ungkapan wanita adalah tiang negara bukanlah hadis sahih, tetapi lebih condong sebagai kalam hikmah yang memiliki makna mendalam. 

Pendidikan, moralitas, dan peran aktif wanita dalam kehidupan sosial akan berpengaruh besar terhadap kualitas suatu negara. 

Oleh karena itu, memastikan wanita mendapatkan haknya dalam pendidikan dan kehidupan sosial adalah langkah utama untuk membangun bangsa yang kuat.

Referensi: 

  • Stiqwalisongo.ac.id. HADIS “KONDANG” YANG TIDAK DITEMUKAN DI KITAB HADIS. Tautan: https://stiqwalisongo.ac.id/hadis-kondang-yang-tidak-ditemukan-di-kitab-hadis/#:~:text=Artinya%3A%20Wanita%20adalah%20tiang%20Negara,di%20kalangan%20kaum%20ibu%2Dibu.

  • Bincang Syariah. Wanita Sebagai Tiang Negara, Hadis atau Bukan? Tautan: https://bincangsyariah.com/kolom/wanita-sebagai-tiang-negara-hadis-atau-bukan/

  • Jatim.nu.or.id. Perempuan Tiang Negara dan Madrasah Pertama bagi Generasi Utama. Tautan: https://jatim.nu.or.id/opini/perempuan-tiang-negara-dan-madrasah-pertama-bagi-generasi-utama-1AkMI

  • Muslim.or.id. Bahaya Dusta Atas Nama Nabi. Tautan: https://muslim.or.id/21024-bahaya-dusta-atas-nama-nabi.html