Apakah Ulat Sagu Halal dalam Islam?
Apa hukum mengonsumsi ulat sagu dalam Islam? Simak penjelasannya berikut ini.

BaperaNews - Ulat sagu adalah makanan yang cukup populer di beberapa daerah, terutama di Indonesia Timur.
Larva yang hidup di batang pohon sagu ini sering dikonsumsi karena kandungan nutrisinya yang tinggi.
Beberapa orang menganggapnya sebagai sumber protein alternatif, sementara yang lain merasa jijik atau ragu akan kehalalannya dalam Islam.
Makanya, muncul pertanyaan apakah ulat sagu halal? Dalam Islam, ada aturan jelas mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Baca Juga: Apa Hukum Suami-Istri Tidak Berhubungan Badan Selama 3 Bulan?
Apa Itu Ulat Sagu?
Ulat sagu adalah larva dari kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugineus) yang berkembang di batang pohon sagu yang telah ditebang dan mulai membusuk.
Hewan ini dikenal dengan tubuhnya yang lunak, berwarna putih kekuningan, serta memiliki tekstur kenyal saat dimakan.
Dalam beberapa budaya, khususnya di Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku, ulat sagu bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari tradisi kuliner yang diwariskan secara turun-temurun.
Cara mengonsumsi ulat sagu pun bervariasi. Ada yang menyantapnya dalam keadaan hidup, ada pula yang lebih memilih memasaknya terlebih dahulu, baik dengan cara digoreng, dipanggang, atau dicampur dalam masakan lain seperti soto dan sate.
Selain rasanya yang gurih dan khas, ulat sagu memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa larva ini kaya akan protein, lemak sehat, serat, serta berbagai vitamin dan mineral.
Kandungan Nutrisi Ulat Sagu
Berdasarkan data dari Data Komposisi Pangan Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, 100 gram ulat sagu mentah mengandung:
-
Niasin: 0,1 miligram.
-
Zinc: 7,7 miligram.
-
Thiamin (Vit. B1): 0,17 miligram.
-
Riboflavin (Vit. B2): 1,45 miligram.
-
Air: 65,9 gram.
-
Energi: 241 Kal.
-
Protein: 5,8 gram.
-
Lemak: 21,6 gram.
-
Karbohidrat: 5,8 gram.
-
Serat: 2,8 gram.
-
Abu: 0,9 gram.
-
Kalsium: 20 miligram.
-
Fosfor: 70 miligram.
-
Besi: 0,5 miligram.
-
Natrium: 210 miligram.
-
Kalium: 210,0 miligram.
-
Tembaga: 1,00 miligram.
Selain itu, menurut studi Nutrient Composition of the Indonesian Sago Grub tahun 2020, ulat sagu juga mengandung sedikit kandungan vitamin E yang sebagian besar berbentuk tokoferol.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini Hukum Menyusui Suami saat Puasa
Apakah Ulat Sagu Halal?
Hukum mengonsumsi ulat sagu dalam Islam masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Ada yang menganggapnya halal, sementara yang lain menyatakan haram.
Pendapat yang menghalalkan menyamakan ulat sagu dengan belalang, yang tidak memiliki darah mengalir dan diperbolehkan untuk dimakan tanpa penyembelihan.
Dalam Mazhab Maliki, serangga yang hidup di lingkungan bersih dan tidak membahayakan tubuh dianggap halal.
Ini memperkuat pendapat bahwa ulat sagu, yang hidup di alam bebas yang bersih dan tidak terkait dengan najis, dapat dikategorikan halal selama diproses dengan cara yang sesuai syariat.
Di sisi lain, Mazhab Syafi’i cenderung lebih ketat dengan mengharuskan adanya dalil yang lebih spesifik untuk memperbolehkan mengonsumsi serangga selain belalang.
Namun, dalam situasi tertentu, ulat sagu bisa membuka jalan bagi kelonggaran hukum tersebut.
Pandangan ulat sagu haram ini juga didukung dengan alasan segala sesuatu yang menjijikkan (istiqdzar) bisa menjadi haram untuk dimakan.
"Telah dinashkan oleh ulama, bahwasanya tiap-tiap ulat, dan sekalipun ia suci ketika hidup, haram memakan dia," demikian bunyi kitab Sabilal Muhtadin karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Dengan adanya perbedaan pendapat ini, kehalalan ulat sagu dalam Islam bisa bersifat subjektif, tergantung pada mazhab yang dianut dan persepsi individu terhadapnya.
Kesimpulan
Kehalalan ulat sagu dalam Islam masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Ada yang menganggapnya halal, sementara yang lain berpendapat bahwa ulat sagu haram.
Pada akhirnya, keputusan untuk makan ulat sagu kembali kepada keyakinan masing-masing, sesuai dengan mazhab yang diikuti dan pertimbangan pribadi terhadap kehalalan serta kebersihannya.
Referensi:
- Halodoc. Kaya Protein, Ini 3 Manfaat Ulat Sagu bagi Kesehatan. Tautan: https://www.halodoc.com/artikel/kaya-protein-ini-3-manfaat-ulat-sagu-bagi-kesehatan?srsltid=AfmBOoqTKloinQTUgXJCMqvOaSJ8rZbK_7ggUY2_Hnog7xLG1dsGHYKY
- Detikfood. Apakah Ulat Sagu dan Ulat Jati Halal Dimakan? Ini Pandangan Islam. Tautan: https://food.detik.com/info-kuliner/d-6238726/apakah-ulat-sagu-dan-ulat-jati-halal-dimakan-ini-pandangan-islam.
- Tirto.id. Hukum Makan Ulat dalam Agama Islam, Haram atau Halal? Tautan: https://tirto.id/hukum-makan-ulat-dalam-agama-islam-haram-atau-halal-gQ7V
- Bio.fst.uin-alauddin.ac.id. Menimbang Potensi Ulat Sagu Sebagai Sumber Protein Halal: Inovasi Pangan dalam Perspektif Fiqh. Tautan:https://bio.fst.uin-alauddin.ac.id/berita-25045-menimbang-potensi-ulat-sagu-sebagai-sumber-protein-halal-inovasi-pangan-dalam-perspektif-fiqh