Gusur Google Play Store, Rusia Rilis NashStore Usai Lebaran

Rusia akan luncurkan NashStore, sebuah toko aplikasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk warga di negaranya menggantikan Google Play Store!

Gusur Google Play Store, Rusia Rilis NashStore Usai Lebaran
Ilustrasi Rusia Rilis NashStore Untuk Gantikan Google Play Store. Gambar: Unsplash.com

BaperaNews - Rusia akan luncurkan NashStore, sebuah toko aplikasi yang menggantikan Google Play Store, peluncuran akan dilakukan pada Mei 2022, menurut pengembang aplikasi ini, NashStore bisa menjadi alternatif untuk warga di negaranya.

Peluncuran dilakukan bersamaan dengan Hari Kemenangan Rusia yakni untuk memperingati menyerahnya Nazi kepada Uni Soviet pada akhir Perang Dunia ke 2. NashStore dalam bahasa Rusia artinya toko kami dimana dinilai bisa menjadi toko aplikasi untuk pengguna Android di Rusia yang bisa untuk mengunduh beragam aplikasi di handphonenya.

Pihak pengembang juga menyebut aplikasi bisa diunduh secara gratis, sedangkan yang berbayar pun sudah terintegrasi dengan Bank Rusia. Aplikasi dikembangkan oleh Alphabet Inc, tindak lanjut dari langkah pemblokiran Google Play Store di Rusia akibat serangan militer Rusia ke Ukraina.

“Orang Rusia tidak lagi bisa memakai Google Play Store untuk membeli aplikasi dan pengembang sudah kehilangan pendapatan mereka, ini sebabnya kami membuat toko aplikasi untuk Rusia, NashStore” ujar Vladimir Zykov.

Zykov menjelaskan, kini sudah ada lebih dari 700 perusahaan bekerjasama dengan ANO Digital platform yang telah membuat NashStore, pihaknya juga terbuka untuk perusahaan lain yang ingin bekerjasama dengan NashStore.

Baca Juga: Donald Trump Konsisten Puji Vladimir Putin Genius Dan Ingin Jatuhkan Biden

“Semua orang bisa ajukan permohonan penyertaan perangkat lunaknya di NashStore melalui situs resmi webnya yakni di NashStore.ru” jelasnya. Organisasi Rusia sendiri fokus untuk pengembangan digital platform untuk mendukung Negara tersebut bisa berdiri sendiri setelah mendapatkan berbagai sanksi dari Negara barat yang menolak serangan militernya ke Ukraina.

Sedangkan untuk warga Ukraina sendiri, mereka masih bisa mengakses internet meski ada dalam suasana perang, infrastruktur Ukraina masih punya cadangan sehingga sangat berguna di kondisi darurat seperti perang saat ini.

Salah satu operator penyedia internet, Kyivstar, menyebut mereka harus bekerja sangat keras untuk menjaga Mariupol tetap bisa mendapatkan koneksi, wartawan yang meliput bahkan harus bergantung pada telepon satelit.

Sejumlah serangan siber juga dilakukan Rusia ke Ukraina dimana salah satunya Ukraina menuduh Rusia meretas jaringan internet satelit yang membuat lumpuhnya layanan data di Ukrtelecom namun nyatanya serangan tersebut kecil dan tidak terlalu merusak.

Layanan internet Starlink milik Elon Musk juga berperan untuk menjaga internet di Ukraina, ia mengatur agar layanan internet satelitnya bisa dikirim ke Ukraina.

Baca Juga: Ekonomi Korea Utara Ambruk Hingga Inggris Nilai Rusia Persulit Indonesia Di G20