Fahd A Rafiq Analisis Kebakaran Los Angeles: Perang Politik hingga Teknologi Militer
Fahd A Rafiq menganalisis kebakaran Los Angeles, mengungkap teori konspirasi terkait perang politik, teknologi HAARP, DEW, dan perdagangan manusia dalam tragedi tersebut.
BaperaNews - Hingga saat ini, seluruh media internasional dan lokal menyoroti kasus kebakaran yang melanda Los Angeles. Bisa dikatakan, kota ini adalah salah satu yang termahal di dunia. Ada kaitannya dengan negeri Adidaya tersebut, ucap Fahd A Rafiq di Jakarta pada Senin (20/1/2025).
Ketua Umum DPP Bapera ini menyatakan, "Bencana alam ini adalah yang paling buruk di Amerika Serikat. Ada sembilan titik berbeda dalam kebakaran di Los Angeles. Kebakaran ini dimulai pada hari Selasa, 10 Januari 2025, pukul 10.30 pagi. Mengapa sembilan titik tersebut yang dibakar? Mengapa harus rumah-rumah artis Hollywood? Mengapa harus Los Angeles?"
Sebelum kita membahas lebih lanjut, sebaiknya kita menganalisis apakah kebakaran hutan ini merupakan bencana alam atau buatan manusia? Atau, apakah kebakaran di Los Angeles ini sebenarnya sebuah bencana alam yang mendapatkan perhatian besar di dunia internasional? ungkap mantan Ketua Umum PP-AMPG ini.
Mari kita pelajari dari tragedi kebakaran yang terjadi. Api pertama kali muncul di wilayah Palisades pada pukul 18.18, kemudian merambat ke daerah Earton. Lanjut ke Sylmar dan San Fernando, yang disebut kebakaran Hurst dan terjadi pukul 22.30 pada 7 Januari 2025.
Kebakaran terus menjalar pada Rabu, 8 Januari 2025, di dekat Sepulveda Basin, yang disebut dengan Woodley Fire. Kebakaran terjadi lagi di Tyler Street, Riverside County, pada pukul 03.25.
Pukul 08.00 api membakar area Olivias Ventura di Santa Clara River, yang didominasi oleh tunawisma. Selanjutnya kebakaran meluas ke area Acton di Antelope Valley, di antara pegunungan San Gabriel dan Sierra Pelona.
Kebakaran juga melanda area Hollywood Hills, dekat Hollywood Bowl dan Hollywood Walk of Fame, yang disebut kebakaran Sunset. Pada Kamis, 9 Januari 2025, kebakaran Kenneth terjadi di West Hills.
Menurut Gubernur California Gavin Christopher Newsom, kebakaran ini telah menghancurkan 12.000 rumah (jumlah ini masih bisa bertambah) dan memaksa 100.000 orang mengungsi.
Kebakaran ini berpotensi menyebabkan kerugian hingga 2,2 kuadriliun rupiah. Mengapa begitu besar? Karena kebakaran terjadi di area yang sangat mahal dan merupakan kawasan elit di Amerika Serikat.
Kediaman artis-artis Hollywood seperti Miles Teller, Mandy Moore, Ben Affleck, Mel Gibson, Leighton Meester, Tino Knowles (ibu dari Beyonce), dan Paris Hilton lenyap dilahap api.
Mengapa rumah artis-artis papan atas Hollywood bisa terbakar? Tutur mantan Ketua Umum Gema MKGR ini.
Kebakaran semakin meluas karena California kekurangan air. Wilayah ini telah mengalami kekeringan selama 22 tahun. Ditambah lagi, ada angin Santa Ana yang membuat api menyebar dengan cepat. "Itu logis," tambah Fahd A Rafiq.
Suami dari Ranny Fahd A Rafiq ini menilai kebakaran Los Angeles sangat mudah untuk dianalisis. "Apakah ini bencana alam atau buatan?" Fahd melihat banyak kejanggalan dalam kebakaran ini. Kejanggalan pertama adalah hydrant air yang kering.
Menurut gubernur Los Angeles, 80% air di sungai dialihkan ke laut untuk menyelamatkan ikan smelt, yang diduga dilakukan dengan sengaja. Akibatnya, saat kebakaran terjadi, wilayah tersebut kekurangan air.
Kejanggalan kedua adalah pemotongan anggaran untuk pemadam kebakaran. Beberapa bulan sebelum kebakaran terjadi, Walikota California, Karen Bass, melakukan pemotongan anggaran sebesar 17,8 juta USD.
Tujuan pemotongan ini adalah untuk efisiensi alokasi dana. Namun, pemotongan anggaran ini berdampak langsung pada infrastruktur, pelatihan, dan rekrutmen anggota pemadam kebakaran. Ketika anggaran tersebut dipotong, kemampuan petugas pemadam kebakaran menjadi terganggu.
"Ini sudah direncanakan dengan rapih dan terstruktur," ungkap Fahd.
Kejanggalan ketiga adalah pembatalan polis asuransi. Seolah-olah pihak asuransi sudah mengetahui bahwa kebakaran akan terjadi. "Sekali lagi, ini terencana," ujar Fahd A Rafiq.
Selain itu, ada kejanggalan terkait tong sampah biru yang tidak terbakar saat kebakaran. Logikanya, plastik yang mudah meleleh bisa terbakar, tetapi tong sampah biru ini tetap utuh.
Begitu juga dengan banyak mobil yang tidak hangus meskipun berada di dekat api. "Mengapa mobil berwarna biru tidak terbakar?" kata Fahd. Ada apa dengan warna biru?
Kejanggalan lainnya adalah pohon-pohon yang tetap utuh, meskipun kebakaran melanda sekitar mereka. Pohon palem, yang seharusnya tidak bisa mengeluarkan api karena kadar airnya yang tinggi, tiba-tiba mengeluarkan api.
"Kenapa pohon palem bisa mengeluarkan api?" tanya Fahd A Rafiq.
Ada beberapa teori konspirasi terkait kebakaran ini. Salah satunya adalah teori senjata energi langsung (Direct Energy Weapons/DEW). DEW menggunakan laser jarak jauh yang dapat membakar objek tanpa menghasilkan suara, bahkan di luar spektrum yang dapat dideteksi.
Teori ini menjadi viral setelah adanya fenomena bola api. DEW dikatakan tidak dapat membakar objek yang berwarna biru, seperti tong sampah dan mobil berwarna biru.
"Ini menjelaskan fenomena aneh di LA," kata Fahd.
Teori kedua adalah keterlibatan HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program). HAARP dapat memodifikasi cuaca, mematikan satelit, menciptakan awan, dan membuat hujan buatan. HAARP juga mampu menyebabkan bencana buatan seperti badai, tornado, gempa bumi, bahkan tsunami.
Kebakaran di Los Angeles diduga disebabkan oleh HAARP, mengingat ada fenomena tornado api yang terjadi di sekitar lokasi kebakaran.
Fahd A Rafiq mencatat bahwa sebelum kebakaran, terdapat fenomena aneh di langit Los Angeles yang terekam dalam video.
Teori ketiga adalah adanya rencana pembangunan Kota Pintar Los Angeles pada tahun 2028. Ted Ross mengungkapkan bahwa pembangunan kota pintar tersebut sudah dirancang dengan melibatkan 24 departemen dan pejabat-pejabat yang telah diatur.
Menurut dokumen PBB 2020, tujuan dari kota pintar ini adalah untuk efisiensi, teknologi, dan komunikasi yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan daya saing sebuah kota.
Rencana pembangunan kota pintar di Los Angeles pada 2028 ini terkait dengan kebakaran yang terjadi, karena proyek tersebut mengarah pada pembangunan jangka panjang dan tidak akan dicover oleh asuransi.
Teori keempat adalah proyek kereta cepat yang menghubungkan San Francisco dengan Los Angeles. Kereta cepat ini, yang mirip dengan Shinkansen, dapat menempuh kecepatan hingga 321 km/jam dan akan dibangun pada musim semi 2025.
Wilayah yang terbakar terletak persis di sepanjang jalur proyek kereta cepat tersebut, meskipun proyek ini sempat dibantah.
Fahd A Rafiq juga membahas perdagangan manusia. Ally Carter mengungkapkan bahwa banyak orang akan berpura-pura bahwa bencana alam terjadi untuk menghilangkan bukti terkait perdagangan manusia.
"Ini bukan sekadar bencana alam," kata Carter.
Menurutnya, kebakaran ini digunakan untuk menghapus barang bukti yang berkaitan dengan perdagangan manusia, yang konon terjadi melalui terowongan-terowongan di bawah Los Angeles, seperti yang ditemukan di bawah Museum Getty.
Dalam konteks politik domestik, Fahd A Rafiq menjelaskan bahwa perseteruan antara Partai Republik dan Demokrat di Amerika Serikat turut memicu kebakaran ini.
Los Angeles, yang merupakan basis utama bagi Partai Demokrat, menjadi sasaran untuk merusak citra Gubernur Gavin Newsom, yang diperkirakan akan menjadi lawan kuat Donald Trump pada pemilu 2029 mendatang.
"Kebakaran ini bisa dianggap sebagai upaya untuk memberikan 'shock therapy' pada Gubernur Newsom dan melemahkan citranya di mata publik," tutup Fahd A Rafiq.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Memahami Cara Tiongkok dan Amerika Bernegara, Indonesia yang Mana?