Eks Ustazah di Lombok Cambuk Mahasiswi Gegara Cemburu Dekat Laki-Laki
Seorang mantan ustazah tega melakukan penganiayaan terhadap mahasiswi nya di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena cemburu melihat kedekatannya dengan seorang laki-laki.
BaperaNews - Seorang mahasiswi berinisial APM (23) diduga mengalami penganiayaan oleh mantan ustazahnya, NS (31), di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
NS, yang pernah menjadi pengajar APM di sebuah pondok pesantren, diduga menyerang korban karena cemburu melihat kedekatannya dengan seorang laki-laki.
Insiden penganiayaan ini terjadi pada Sabtu (12/10), sekitar pukul 15.00 WITA, di tempat kerja NS yang terletak di Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat.
Menurut kuasa hukum korban, Habib Al Quthbi, kejadian berawal ketika NS meminta APM datang ke toko parfum tempat NS bekerja.
Sesampainya di sana, mereka sempat terlibat cekcok di dalam sebuah kamar di toko tersebut, yang kemudian berujung pada tindakan kekerasan.
"Pelaku mulai memukul APM berulang kali di bagian paha menggunakan sapu. NS kemudian mencambuk betis korban dengan kabel cas laptop," jelas Habib saat dihubungi pada Jumat (18/10).
Selain memukul dan mencambuk, NS juga menggunakan kekerasan fisik lainnya terhadap korban.
"NS mencengkeram mulut APM dengan jarinya dan menampar pipi korban di bagian kiri dan kanan. Setelah itu, ia mencekik leher korban dan menginjak dadanya dengan kaki kanan," lanjut Habib.
Tidak berhenti di situ, APM juga disiram dengan air dan minyak goreng oleh pelaku sebelum akhirnya diizinkan untuk pulang.
"Sebelum korban bisa melarikan diri, pelaku sempat mengancam dengan mengatakan bahwa korban tidak akan selamat," tambah Habib, menekankan bahwa ancaman tersebut semakin memperparah trauma yang dialami APM.
Baca Juga : Santri di Magelang Jadi Korban Penganiayaan Preman Saat Ronda
Setelah kejadian tersebut, APM akhirnya dibawa pulang oleh NS sendiri sekitar pukul 21.30 WITA. Menurut Habib, baik korban maupun pelaku tinggal bertetangga, yang menambah keprihatinan atas kasus ini.
Tak terima dengan tindakan kekerasan yang dialaminya, APM melaporkan kejadian tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Barat.
Laporan resmi diajukan pada Kamis (17/10). Kepala Unit PPA Satreskrim Polres Lombok Barat, Ipda Dhimas Prabowo, membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan ini.
"Ya, korban melaporkan kasus ini pada hari Kamis kemarin. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Dhimas saat dikonfirmasi pada Jumat (18/10).
Sebagai bagian dari penyelidikan, pihak kepolisian telah memeriksa saksi korban dan melakukan visum. "Sejauh ini, kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi korban serta mengirimkan korban untuk visum guna memperkuat bukti," jelas Dhimas.
Namun, Dhimas menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan motif pasti dari tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh NS.
"Kami belum bisa mengungkap motif pelaku karena NS belum kami panggil untuk klarifikasi. Setelah hasil visum keluar, kami akan memanggil NS untuk memberikan keterangan lebih lanjut," tandas Dhimas.
Dugaan awal yang muncul dari keterangan korban menyebutkan bahwa pelaku NS cemburu terhadap APM karena korban diduga dekat dengan seorang laki-laki.
"Berdasarkan keterangan korban, pelaku merasa cemburu karena korban dekat dengan seorang laki-laki," kata Habib.
Rasa cemburu ini diduga menjadi pemicu utama kekerasan yang dilakukan oleh NS, meskipun motif ini masih harus dikonfirmasi oleh pihak berwenang.
Sampai saat ini, penganiayaan yang dilakukan oleh mantan ustazah ini masih menjadi perhatian publik di Lombok dan sekitarnya, terutama terkait alasan di balik tindakan kekerasan tersebut.
APM, yang saat ini masih menjalani pemulihan setelah kejadian tersebut, berharap agar kasus mahasiswi dianiaya ini segera mendapatkan keadilan. Sementara itu, polisi akan melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap motif dan detail lebih lanjut terkait penganiayaan ini.
Baca Juga : Pria di Bandung Ditangkap Usai Aniaya dan Palak Pedagang Martabak