Dokter di Gaza Menangis Histeris Saat Melihat Anaknya Menjadi Korban
Dr. Ghada Abu Eida, dokter di Gaza, hampir pingsan saat melihat anaknya terluka akibat serangan Israel. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Serangan Israel di Gaza, Palestina terus meningkat tanpa henti. Hingga saat ini, jumlah korban meninggal mencapai 9.061 orang, dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah. Di tengah penderitaan yang tak berkesudahan, bahkan para petugas medis yang telah berjuang di garis depan dalam menangani korban juga merasakan dampak pribadi.
Pada Rabu (1/11), seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Palestina mengalami momen yang memilukan. Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, terlihat seorang dokter wanita, Dr. Ghada Abu Eida, menangis histeris saat melihat anaknya dibawa dalam kondisi terluka oleh petugas medis.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @terang_media pada Kamis (2/11), terlihat Dr. Ghada Abu Eida dalam keadaan histeris saat menyaksikan anak perempuannya yang terluka dalam tandu.
Keterangan dalam unggahan tersebut menjelaskan bahwa saat Dr. Ghada bertugas di gawat darurat RS Indonesia, ia secara tiba-tiba menemukan putrinya dalam kondisi terluka yang cukup parah.
Mendapati anaknya yang menjadi korban serangan Israel di dekat kamp pengungsian Jabalia, Dr. Ghada Abu Eida hampir pingsan akibat shock dan kelelahan. Rekan-rekannya segera menolongnya dan membawanya ke ruangan untuk menenangkan diri.
Baca Juga: Tentara Israel Tembaki Wanita dan Anak di Gaza Saat Antre Roti
Namun, kisah tragis Dr. Ghada Abu Eida hanyalah salah satu contoh dari ribuan cerita pilu yang terjadi di Gaza. Akibat serangan Israel yang telah berlangsung selama lebih dari 3 minggu, puluhan rumah sakit di wilayah tersebut terpaksa berhenti beroperasi.
Mereka mengalami kekurangan pasokan obat, peralatan medis, dan bahkan bahan bakar yang diperlukan untuk mendukung alat-alat medis.
Rumah Sakit Indonesia di Palestina juga menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang terpaksa berhenti beroperasi pada Rabu malam (1/11) karena kehabisan bahan baku. Pemerintah Palestina telah mengumumkan kondisi darurat dan menyerukan bantuan dari seluruh dunia untuk mengatasi situasi kritis di Gaza.
Namun, bantuan tersebut masih terhambat di perbatasan karena upaya keras militer Israel untuk mempersulit masuknya bantuan.
Melihat kondisi yang semakin memburuk di Gaza, terutama karena serangan terbaru yang terus berlanjut, banyak yang merasa frustrasi dengan sikap Israel dan ketidakpedulian negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang tampaknya mendukung Israel dalam konflik ini.
Kita semua memiliki peran untuk membantu mengakhiri konflik yang telah berlangsung terlalu lama ini. Dukungan kita kepada Palestina dapat berupa upaya untuk memahami situasi ini, berbagi informasi tentang apa yang sedang terjadi, dan mendorong pemimpin dunia untuk berperan aktif dalam menghentikan kekerasan di Gaza.
Baca Juga: Dioperasi Tanpa Bius, Anak di Gaza Hanya Lafalkan Surat Al-Qur'an