Dinas Pendidikan Depok Larang Siswa SD-SMP Rayakan Hari Valentine
Dinas Pendidikan Depok, Jawa Barat resmi melarang seluruh siswa di wilayah kerjanya mulai dari SD hingga SMP untuk rayakan hari Valentine.
BaperaNews - Dinas Pendidikan Depok, Jawa Barat resmi melarang seluruh pelajar di wilayah kerjanya mulai dari SD hingga SMP untuk rayakan hari Valentine.
Surat himbauan diberikan kepada Kepala Sekolah dan seluruh pengawas serta pimpinan lembaga non formal terkait di Depok untuk memberi himbauan kepada seluruh siswa SD - SMP agar tidak merayakan Valentine.
Valentine atau hari kasih sayang biasa diperingati tiap tanggal 14 Februari, hari Valentine identik dengan memberi hadiah pada orang terkasih, berupa bunga atau coklat. Sekretaris Dinas Pendidikan Depok Sutarno menyebut larangan merayakan hari Valentine ini untuk mengembangkan karakter peserta didik menjadi sosok yang berkepribadian mulia.
“Menjaga peserta didik dari kegiatan yang tidak sesuai dengan norma sosial, agama, dan budaya Indonesia” tutur Sutarno pada Jumat (10/2). Sehingga, ada empat himbauan larangan merayakan hari Valentine dari Dinas Pendidikan Depok.
Baca Juga : Ajak Siswanya Pakai Sex Toys, Guru di Singapura Didakwa UU Anak
4 Himbauan pada Larangan Merayakan Hari Valentine dari Dinas Pendidikan Depok:
- Peserta didik dilarang merayakan hari Valentine baik itu di dalam maupun di luar sekolah.
- “Pengawas, guru, dan kepala sekolah wajib mengawasi dan memantau kegiatan peserta didik di satuan pendidikan” sambungnya.
- Sekolah menanamkan sikap dan perilaku untuk melestarikan nilai luhur budaya Indonesia pada lingkup sekolah.
- Para pengawas dan kepala sekolah mencegah dan memastikan peserta didik tidak merayakan atau mengikuti kegiatan Valentine.
Pemerhati Pendidikan: Larangan Merayakan Hari Valentine Tidak Mencerdaskan Bangsa
Pemerhati dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji angkat bicara tentang aturan yang diberlakukan Dinas Pendidikan Depok tentang larangan merayakan hari Valentine pada siswa SD - SMP di wilayah kerjanya.
Menurut Indra Charismiadji, larangan merayakan hari Valentine ini tidak berpengaruh untuk mencerdaskan bangsa. “Ini kan sudah tahun 2023, 23 tahun pada abad 21 masa pendekatannya masih ngelarang, sudah ga kena lagi” tuturnya.
“Memberikan larangan merayakan hari Valentine itu behaviorist, pendidikan era dulu” imbuh Indra Charismiadji. Menurutnya, manusia tidak bisa dilarang, tapi seharusnya diberi edukasi agar bisa mengambil keputusan berdasarkan logika dan analisa.
“Kalau saya ambil keputusannya A konsekuensinya apa, B konsekuensinya apa, bukannya dilarang, biar mereka pilih sendiri keputusannya, itu yang namanya mencerdaskan kehidupan bangsa, itu kan tugas pemerintah” imbuhnya.
Indra Charismiadji menyebut selama ini banyak anak muda Indonesia merayakan hari Valentine karena tidak tahu sejarahnya, hanya ikut-ikutan saja. “Banyak anak yang tidak tahu kenapa ada Valentine, sejarahnya, atau mungkin keliru pemahamannya, di Indonesia dan Negara lain kan beda” pungkasnya.
Baca Juga : Sampai 31 Maret, Ini Cara Daftar Kurikulum Merdeka 2023 untuk Sekolah