Deretan Fakta Penembakan Kantor MUI Pusat Jakarta, Ingin Diakui Sebagai Nabi
Penembakan di Kantor MUI Pusat Jakarta menggemparkan masyarakat, temukan fakta-fakta terbaru mengenai penembakan di Kantor MUI Pusat Jakarta, di mana pelaku menembak dengan airsoft gun dan mengaku sebagai nabi.
BaperaNews - Terjadi penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jalan Proklamasi Jakarta Pusat hari Selasa siang (2/5).
Pelaku penembakan kantor MUI dikabarkan pingsan kemudian dibawa ke Puskesmas Menteng setelah diamankan oleh Polsek Menteng. Pada saat diperiksa oleh dokter, pelaku dinyatakan meninggal dunia.
Pelaku penembakan kantor MUI bernama Mustopa, seorang pria asal Lampung yang lahir di daerah Suka Jaya, 9 April 1963. Pelaku berprofesi sebagai petani/pekebun. Pelaku sempat mengaku sebagai nabi. Berikut fakta-fakta terkait penembakan tersebut.
Deretan Fakta Penembakan Kantor MUI Pusat Jakarta
-
Ada Korban Luka
Penembakan di Kantor MUI menyebabkan dua korban luka, salah satunya luka di punggung dialami oleh seorang pegawai MUI yang terkena kaca pecah akibat ditembak senjata. “Kacanya pecah sehingga ada karyawan yang tangannya luka kena pecahan kaca. Luka di punggung sedikit juga. Kena percikan kaca, itu staff resepsionis, luka di punggung tidak parah” kata Ketua MUI Bidang Infokom KH Cholil Nafis.
-
Pelaku Penembakan di Kantor MUI Mengaku Nabi dan Menembak dengan Airsoft Gun
Waketum MUI Anwar Abbas menambahkan, pelaku sudah dua kali datang ke kantor MUI Pusat menyatakan keinginan bertemu Ketua MUI, pelaku juga mengaku sebagai nabi. Awalnya petugas keamanan mempersilahkan pelaku menunggu karena Ketua MUI sedang rapat, tak lama kemudian pelaku lakukan penembakan.
“Orang itu sudah dua kali datang ke kantor, pelaku penembakan kantor MUI ngaku nabi, ingin ketemu pimpinan, hari ini dia datang lagi. Oleh petugas di bawah dijelaskan pimpinan sedang rapat, dikonfirmasi dulu ke lantai 4, dia ga sabaran, langsung dia nembak, mungkin dia menganggap akan dihalangi, dia langsung nembak” tutur Anwar.
Baca Juga : 22 Kios di Pasar Salak Cineam Tasikmalaya Ludes Terbakar Akibat Korsleting Listrik
“Pukul 11.24 WIB ada orang tidak dikenal masuk dari pintu depan kemudian mencari Ketua MUI ingin bertemu. Kemudian yang bersangkutan mengeluarkan senjata. Ada butiran isi peluru, tabung gas kecil juga yang disebut airsoft gun, bukan senjata api. Untuk detail, kami akan meminta ke labfor” tambah Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.
- Pelaku Tewas
Usai menembak, pelaku penembakan kantor MUI sempat pingsan. “Betul, pelaku meninggal dunia. Pelaku keluar, sama Pamdai dan karyawan di kantor dikejar dan diamankan, beberapa saat kemudian pelaku ini pingsan. Dibawa ke Polsek dan meninggal dunia di Puskesmas Menteng” imbuh Karyoto.
Jenazah pelaku saat ini berada di RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi, di dalam tas pelaku ditemukan sejumlah barang seperti obat, surat, dan buku rekening. Belum diketahui sebab meninggalnya pelaku. “Diotopsi dulu, dari sanalah nanti baru diketahui sebab meninggalnya, di tasnya juga ditemukan beberapa barang, obat, buku rekening, dan surat” sambung Kapolres Metro Jakpus Kombes Komaruddin.
-
Pelaku Ingin Diakui Sebagai Nabi dan Ingin Dihukum Mati
Salah satu surat milik pelaku yang ada di tasnya ditujukan untuk Ketua MUI Asroun Niam, ada tulisan Surat ke-6 di bagian atasnya dan ditandatangani pelaku. Isi surat pelaku penembakan kantor MUI ini mengenai dirinya yang mengaku menjadi Nabi dan meminta agar diakui sebagai nabi.
“Bapak Ketua MUI saya akan terus mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili nabi supaya bapak mau saya mempersatukan umat biar keinginan Nabi terwujud dan Nabi Muhammad senang melihat umatnya bersatu. Seandainya nabi menampakkan wujudnya yang mengeluh dan memohon kepada bapak supaya bapak mau mempersatukan dunia, kita semua bukan saya” bunyi cuplikan isi surat pelaku.
Surat lain ada juga yang ditujukan untuk Kapolda Metro Jaya, pelaku meminta dihukum mati. “Setelah Saya bawa pisau ke kantor saya tetap tidak mendapat hak keadilan saya, juga bapak tidak mempertemukan saya dengan Ketua MUI. Saya akan cari senjata dan tembak penguasa. Saya mohon kepada bapak selaku penegak hukum untuk memberi saya hukuman seumur hidup atau tembak mati” tulis pelaku di surat tersebut.
Baca Juga : Oknum Polisi di Riau Ditangkap Dalam Kasus Pesta Sabu