Bahan Bakar Bioavtur Digunakan untuk Uji Coba Terbang Perdana Pesawat CN235, Ini Sejarah Baru
Penggunaan Bioavtur pada pesawat yang merupakan energi terbarukan diuji coba terbang perdana pada Pesawat CN235. Jadi sejarah baru !
BaperaNews - Uji coba terbang perdana dengan bahan bakar terbarukan yakni Bioavtur pada pesawat CN235 telah berhasil dilakukan. Ini merupakan sejarah baru teknologi di perindustrian pesawat terbang di Indonesia.
Penggunaan bahan bakar Bioavtur tersebut sebagai campuran dengan persentase 2.4 persen atau istilahnya disebut dengan J2.4.
Penyebutan istilah J2.4 dikarenakan bahan yang digunakan merupakan bahan bakar campuran Bioavtur antara 2.4 persen minyak inti sawit dan 2 persen dari bahan baku dengan memakai katalis merah putih.
Penjelasan dari Arifin Tasrif yang merupakan Mentri ESDM, bahwa penggunaan energi terbarukan ini bisa dikatakan sebagai salah satu upaya yang tengah dilakukan pemerintah untuk mengalihkan penggunaan energi primer ke energi – energi baru yang lebih ramah.
J2.4 merupakan terobosan baru yang diimplementasikan untuk transportasi udara menyusul setelah penggunaan energy terbarukan B30 pada transportasi darat.
“Hari ini kita semua benar – benar diperlihatkan sejarah baru penggunaan energi yang memanfaatkan bahan – bahan nabati,” ujar Arifin Tasrif.
Untuk uji coba terbang perdana pesawat CN235 sendiri mengambil rute penerbangan jarak dekat yakni Jakarta menuju Bandung. Dari data menunjukkan, untuk uji coba terbang tersebut, ketinggian penerbangannya dilakukan pada jarak 10.000 dan juga 16.000 kaki.
“Kesuksesan penggunaan Bioavtur, sekaligus menjadi angin segar bagi industri bahan bakar dalam negeri untuk melanjutkan dan mengimplementasikan bahan bakar Bioavtur lebih lanjut. Dari sinilah ketahanan dan keamanan pasokan energi nasional bisa terus ditingkatkan,” kata Arifin Tasrif.
Meski dalam uji coba penerbangan kali ini kita belum bisa memenuhi target sebesar 3 persen untuk campuran Bioavtur yang ditargetkan di tahun 2020, kerja keras akan terus dilakukan. Alasan mengapa target 3 persen belum bisa terpenuhi adalah karena kondisi ekonomi, ketersediaan Bioavtur hingga proses teknologinya.
“Mudah – mudahan target di tahun 2025 sebesar 5 persen untuk campuran bahan bakar Bioavtur bisa terpenuhi,” tambahnya.
“Jalan panjang sudah dilalui untuk bisa pada posisi seperti sekarang ini. Jadi kita tetap bersyukur dengan keterlibatan banyak pihak,” kata Arifin Tasrif.
Yang terpenting dari tahun ke tahun terdapat peningkatan yang mana di tahun 2020 telah berhasil menciptakan produk J2.0 dan di tahun 2021 berhasil menciptakan produk J2.4. Dukungan penuh untuk menghasilkan produk J100 akan terus kita lakukan.