Airlangga Hartarto Optimis Perekonomian Indonesia Akan Tetap Tumbuh Positif
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kesuksesan G20 berdampak bagus pada masa depan Indonesia, ia optimis ekonomi Indonesia akan terus tumbuh positif.
BaperaNews - Indonesia sukses menjadi Presidensi G20. KTT G20 Bali bisa berjalan dengan aman, lancar, dan baik meski dunia sedang dilanda beragam krisis dan tantangan. Hal ini pun mendapat apresiasi dari berbagai Negara.
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kesuksesan G20 berdampak bagus pada masa depan Indonesia, ia optimis ekonomi Indonesia akan terus tumbuh positif. “Mereka, Negara-negara besar sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia yang masih positif atau istilahnya kristalina itu ialah bright spot in dark. Itu ialah Indonesia, dan ASEAN” ujarnya pada Jumat (25/11).
“Dengan demikian, ada alternatif investasi, Indonesia dilihat stabil secara politik dan stabil untuk regulasi investment, jadi ini kesempatan untuk Indonesia berada di panggung dunia” sambung Airlangga Hartarto.
Indonesia memang jadi satu-satunya wakil Negara di Asia Tenggara yang masuk anggota G20, Indonesia juga sukses menjadi penengah di tengah konflik Rusia dan Negara-negara barat pendukung Ukraina, menghasilkan sebuah deklarasi yang bisa diadopsi dan diterima semua Negara dalam KTT G20 Bali.
Baca Juga : Airlangga Hartarto: Pertumbuhan Ekonomi RI Tertinggi Kedua di G20
Keberhasilan ini memberi dampak untuk Indonesia di berbagai sektor. Diantaranya laju ekonomi terus naik mencapai 5,72% year on year (yoy) melampaui ekonomi China (3,9%) dan Amerika Serikat (1,8%). Peningkatan pendapatan juga terjadi di kota-kota penyelenggaraan G20.
Di sisi internasional, Indonesia mendapat kepercayaan lebih dari dunia untuk jadi aktor penting, mendorong kemajuan beragam sektor ekonomi Indonesia. Diantaranya Indonesia dipercaya dalam kerjasama PGII (Partnership of Global Infrastructure Investment) Amerika Serikat, AS selama lima tahun ke depan akan memberi pendanaan infrastruktur Negara berkembang yang jumlahnya mencapai US$ 600 Miliar.
Indonesia juga mendapat komitmen JETP (Just Energy Transition Program) dimana Negara G7 memberi dana us$ 20 Miliar selama 3-5 tahun ke depan untuk proyek penurunan emisi. Namun adanya perang Rusia Ukraina memang membuat kenaikan harga energi dunia dan kenaikan pangan.
Sejumlah Negara mengalami kerugian finansial karena perang Rusia Ukraina dan pandemi Covid-19, namun Indonesia tetap bisa bertahan dan memiliki kondisi yang cukup baik.
“Jadi kalau Indonesia, kita sudah punya daya tahan. Pangan, kita produksinya relatif baik yakni 31 juta ton beras per tahun. Fertilizer, kita juga bisa ekspor 2 juta ton. Untuk pupuk pun relatif aman” pungkas Airlangga Hartarto.
Baca Juga : Resmi! Indonesia Menjadi Ketua ASEAN 2023