Warga Palestina Diperkosa Ramai-ramai oleh Tentara Israel hingga Alami Pendarahan
Seorang perempuan Palestina dilaporkan menjadi korban pemerkosaan beramai-ramai oleh tentara Israel pada 29 Juli 2024.
BaperaNews - Tragedi memilukan kembali menimpa warga Palestina di tengah konflik yang berkepanjangan dengan Israel. Seorang perempuan Palestina dilaporkan menjadi korban pemerkosaan beramai-ramai oleh tentara Israel di Penjara Sde Teiman, mengakibatkan luka fisik dan trauma psikologis yang mendalam.
Insiden yang terjadi pada 29 Juli 2024 ini memicu kemarahan dan kecaman internasional, serta menambah daftar panjang kekejaman yang dialami oleh rakyat Palestina.
Korban yang diduga merupakan warga Gaza mengalami pendarahan serius akibat kekerasan seksual tersebut. Menurut laporan dari berbagai sumber, termasuk saksi mata dan aktivis hak asasi manusia, korban diperkosa oleh sekelompok tentara Israel saat sedang dalam perjalanan pulang dari pasar di Tepi Barat.
Organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), menyebutkan bahwa insiden ini merupakan salah satu dari banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh militer Israel terhadap warga Palestina.
"Pemerkosaan ini adalah kejahatan perang dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Kami mendesak adanya penyelidikan independen dan hukuman bagi para pelaku," ujar seorang juru bicara HRW.
Reaksi keras juga datang dari pemerintah Palestina. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengutuk keras tindakan biadab tersebut dan menyerukan masyarakat internasional untuk segera bertindak.
Baca Juga: Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan di Teheran Iran
"Ini adalah tindakan keji yang tidak dapat diterima. Dunia harus melihat kekejaman yang terus-menerus dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina. Kami menuntut keadilan bagi korban dan perlindungan bagi warga kami," tegas Abbas dalam pernyataannya.
Lembaga medis di Palestina melaporkan bahwa korban segera dibawa ke rumah sakit setelah ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tim medis menyatakan bahwa selain mengalami pendarahan hebat, korban juga menderita trauma fisik dan psikologis yang parah.
"Kami sedang melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa korban dan memberikan perawatan yang diperlukan. Namun, trauma yang dialami sangat mendalam dan memerlukan perhatian jangka panjang," kata Dr. Sari Nusseibeh, salah satu dokter yang merawat korban.
Insiden pemerkosaan ini juga mendapatkan perhatian luas di media internasional. Banyak organisasi dan negara-negara di seluruh dunia yang mengecam tindakan ini dan menyerukan agar pelaku segera diadili.
Kejadian ini menambah deretan panjang pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel. Selama bertahun-tahun, berbagai laporan tentang kekerasan, penindasan, dan pelanggaran hukum internasional terus bermunculan.
Namun, hingga kini, keadilan bagi korban masih menjadi tantangan besar di tengah dinamika politik dan konflik yang kompleks.
Baca Juga: Direktur CIA Hadir di Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas