Erdogan: Ini Bukan Perang, Tapi Pembantaian Di Gaza
Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai pembantaian dan bukan perang.
BaperaNews - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tajam mengkritik tindakan militer Israel terhadap Gaza. Menurutnya, apa yang terjadi bukanlah perang, melainkan sebuah pembantaian terhadap penduduk sipil di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, Erdogan menyatakan, "Konflik yang dilakukan dengan segala cara yang memalukan bukanlah perang, melainkan pembantaian." Hal ini merujuk pada serangan yang dilakukan oleh Israel, termasuk pemboman pemukiman sipil di Gaza dan pemblokiran bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Erdogan menegaskan bahwa perang memiliki kode moralitas dan semua pihak yang terlibat harus mematuhi kode tersebut. Dia juga menekankan bahwa pembunuhan warga sipil di Gaza oleh pasukan Israel adalah refleksi dari sebuah organisasi teroris, bukan tindakan sebuah negara yang berdaulat. “Israel tidak boleh lupa bahwa jika mereka bertindak seperti sebuah organisasi, bukan sebagai negara, pada akhirnya mereka akan terlihat seperti sebuah organisasi," ungkapnya.
Baca Juga: Perang Israel Vs Hamas Melebar, Kini Israel Dapat Serangan Roket dari Suriah
Konflik antara Israel dan Hamas, kelompok perlawanan Palestina, kembali memanas sejak akhir pekan lalu. Operasi "Badai Al-Aqsa" yang dilancarkan oleh Hamas sebagai respons terhadap tindakan Israel di Masjid Al-Aqsa menjadi pemicu eskalasi konflik yang berlangsung hingga saat ini.
Dalam konflik tersebut, Israel telah melancarkan serangan berkelanjutan terhadap Gaza. Langkah ini diambil sebagai respons atas serangan mengejutkan oleh Hamas ke wilayah Israel. Namun, tindakan Israel yang memotong pasokan air dan listrik ke Gaza semakin memperparah kondisi kehidupan penduduk di wilayah yang telah terkepung sejak tahun 2007.
Menanggapi hal ini, Erdogan menyatakan kecaman dan meminta aktor internasional untuk berperan aktif menenangkan situasi. "Semua orang harus menjauhi keputusan impulsif yang bertujuan untuk menghukum rakyat Palestina," kata Erdogan.
Lebih lanjut, Erdogan menyerukan kepada Amerika Serikat dan Eropa untuk mengambil sikap yang adil dan berdasarkan kemanusiaan. Dia juga menegaskan bahwa Turki siap menjadi mediator untuk menstabilkan situasi di kawasan tersebut.
Erdogan menegaskan pentingnya solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, termasuk pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. "Perdamaian dan ketenangan hanya dapat terwujud dengan berdirinya negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," tegas Erdogan.
Dengan eskalasi konflik yang terus berlangsung, kedamaian di kawasan tersebut semakin sulit untuk dicapai. Namun, dengan peran aktif negara-negara besar seperti Turki, diharapkan solusi damai dapat segera ditemukan.
Baca Juga: Bruno Mars Batal Konser Gegara Konflik Israel-Hamas