Viral Pasien Digigit Anjing, Petugas Puskesmas di Bengkulu Malah Suruh Korban Gigit Balik Hewan
Pasien korban gigitan anjing di Puskesmas Kelobak diminta menggigit balik anjing oleh petugas. Insiden ini viral, memicu kecaman publik dan tindakan dari Dinas Kesehatan.

BaperaNews - Seorang pasien di Puskesmas Kelobak, Bengkulu, menjadi perbincangan publik setelah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari petugas medis.
Jolhanda (24), warga Desa Kuto Rejo, Kepahiang, Bengkulu, yang menjadi korban gigitan anjing liar, dilaporkan diminta oleh seorang petugas berinisial AG untuk menggigit balik anjing yang menyerangnya. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (18/1).
Kejadian bermula ketika Jolhanda datang ke Puskesmas Kelobak untuk mendapatkan perawatan medis atas luka gigitan anjing liar. Namun, ia justru mendapatkan respons tak terduga dari petugas medis yang menyuruhnya menggigit balik hewan tersebut.
“Awalnya saya kira itu hanya candaan, tetapi kemudian saya malah mendapatkan kata-kata kasar dan tantangan dari petugas tersebut,” ujar Jolhanda kepada media, Sabtu.
Merasa terhina dan tidak diperlakukan dengan semestinya, Jolhanda melaporkan AG ke Polres Kepahiang.
“Saya manusia, bukan anjing. Bagaimana mungkin saya disuruh menggigit balik anjing yang menggigit saya? Ini sangat menghina,” tambahnya.
Kanit Pidum Satreskrim Polres Kepahiang, Aiptu Barus, membenarkan adanya laporan dari Jolhanda. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan menangani kasus tersebut sesuai dengan prosedur hukum.
“Kami sudah menerima laporan ini, dan proses penyelidikan akan dilakukan. Yang jelas, kami akan menindaklanjuti,” kata Barus.
Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepahiang, Tajri Fauzan, juga memberikan klarifikasi.
Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah turun tangan untuk menyelidiki peristiwa tersebut dan meminta keterangan dari petugas medis terkait. Menurut Tajri, AG mengaku bahwa ucapannya hanya dimaksudkan sebagai candaan.
Baca Juga : Siswi SD di Deruk Manggarai Timur Tewas Akibat Rabies, Digigit Anjing Peliharaan Sendiri
“Kami mengakui bahwa ini adalah kelalaian dari petugas medis kami. AG sudah memberikan penjelasan dan mengakui kesalahannya. Permasalahan ini juga sudah diselesaikan secara kekeluargaan, di mana AG telah meminta maaf secara langsung kepada korban,” jelas Tajri.
Selain itu, Tajri menegaskan bahwa korban telah mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, dan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kepahiang.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan berharap hal serupa tidak terulang di masa depan. Saya juga secara pribadi sudah meminta maaf kepada korban dan keluarganya,” tambahnya.
Tajri memastikan bahwa insiden ini akan menjadi evaluasi bagi seluruh tenaga medis di wilayahnya. Ia menyatakan pentingnya menjaga profesionalisme dalam melayani masyarakat, terutama dalam situasi yang memerlukan penanganan serius seperti kasus gigitan anjing.
Sebagai informasi, gigitan anjing liar dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, termasuk rabies. Oleh karena itu, penanganan medis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dalam kasus Jolhanda, meskipun insiden ini diwarnai dengan tindakan tak pantas dari petugas medis, korban tetap mendapatkan perawatan yang sesuai setelah adanya intervensi dari pihak Dinkes.
Kejadian ini telah menjadi viral di media sosial, dengan banyak netizen mengecam tindakan petugas puskesmas tersebut. Mereka menilai bahwa candaan seperti itu tidak sepatutnya dilontarkan kepada pasien yang sedang membutuhkan bantuan medis.
“Petugas kesehatan seharusnya memberikan pelayanan dengan empati, bukan malah mengeluarkan candaan yang tidak pantas,” tulis salah satu netizen di kolom komentar berita terkait.
Baca Juga : Puluhan Warga di NTT Tewas Terkena Gigitan Anjing Rabies