Tradisi Warga Tlogolele Boyolali Sikapi Erupsi Gunung Merapi: Buat Api Unggun Depan Rumah

Puluhan warga Dukuh Stabelan, Tlogolele, Boyolali menggelar tradisi warga Tlogolele untuk menyikapi adanya erupsi gunung Merapi.

Tradisi Warga Tlogolele Boyolali Sikapi Erupsi Gunung Merapi: Buat Api Unggun Depan Rumah
Tradisi Warga Tlogolele Boyolali Sikapi Erupsi Gunung Merapi. Ilustrasi Gambar : Pexels.com/Dok. Matheus Bertelli

BaperaNews - Puluhan warga Dukuh Stabelan, Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah menggelar tradisi warga Tlogolele untuk menyikapi adanya erupsi gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu siang (11/3). Mereka menyalakan api unggun di depan rumahnya, tradisi warga Tlogolele tersebut selalu dilaksanakan warga jika terjadi sesuatu dengan gunung Merapi.

Warga yang berada hingga 3 km dari puncak Merapi tersebut langsung melakukan tradisi warga Tlogolele yakni membuat api unggun di depan rumahnya, kobaran api kemudian dikerumuni warga, mereka mendekatkan diri ke api untuk menghangatkan tubuh.

Warga juga saling berbincang seakan tiada henti keluarkan percakapan sebagai salah satu rangkaian dari tradisi warga Tlogolele. Makin malam, api unggun makin ramai didatangi warga. Salah seorang warga setempat bernama Painem mengaku jika ada sesuatu dengan gunung Merapi, memang sudah jadi kebiasaannya dan para warga lainnya membuat api unggun di depan rumah.

“Iya sudah sejak dulu, kalau seperti ini kami langsung membuat api unggun” tutur Painem. Biasanya, bapak-bapak dan pemuda menjaga api unggun hingga tengah malam, tak jarang ada yang sampai pagi.

“Supaya, jika terjadi sesuatu, kaum pria bisa segera selamatkan kaum wanita dan anak-anak” sambung Giyono, warga lainnya. Ada juga tim Siaga desa Tlogolele yang berjaga di pos dan dukuh masing-masing sebagai bentuk antisipasi jika ada hal bahaya yang tidak diinginkan.

Baca Juga : Daftar Wilayah yang Terdampak Abu Vulkanik Erupsi Gunung Merapi

Diketahui gunung Merapi berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, berada di wilayah Magelang, Klaten, Sleman, dan Boyolali. Kepala BPPTKG Agus Budi mengungkap ada peningkatan aktivitas gunung Merapi sejak 5 November 2020.

Gunung Merapi dinyatakan masuk masa erupsi efusif sejak 4 Januari 2021 yang ditandai dengan adanya pertumbuhan kubah lava dan ada awan panas guguran. Saat ini ada 2 kubah lava di gunung Merapi yakni di lava barat dan lava tengah.

“Jika kedua kubah longsor, masih berpotensi timbulkan awan panas hingga 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan tenggara” tutur Agus Budi. Suara guguran juga terdengar dari Pos Babadan dan Pos Kaliurang sebanyak 6 kali dengan intensitas sedang dan kecil.

Terkait adanya aktivitas ini, pihak BPPTKG memberi rekomendasi sebagai berikut :

  1. Pemerintah melakukan upaya mitigasi untuk persiapan jika terjadi bencana terkait erupsi.
  2. Masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di kawasan yang berpotensi bahaya.
  3. Masyarakat wajib antisipasi bahaya lahar terutama ketika hujan.
  4. Masyarakat bisa mengakses informasi di bpptkg.edsm.go.id atau ke Pos terdekat.
  5. Pihak BPPTKG terus lakukan mitigasi dengan memantau dan menilai bahaya erupsi serta menyebar informasi kepada masyarakat.

“Selalu ikuti informasi aktivitas gunung Merapi Dari sumber terpercaya seperti laman Badan Geologi, dari Pemerintah Daerah, atau dari BPBD” tutup Agus Budi.

Baca Juga : Kondisi Terkini Banjir Bandang di Lahat Sumatera Selatan