Startup Yogyakarta Arutala Gunakan Konsep Metaverse Untuk Pelatihan Medis

Startup Yogyakarta Arutala menggunakan konsep teknologi Metaverse untuk pelatihan medis. Simak Informasi Lengkapnya!

Startup Yogyakarta Arutala Gunakan Konsep Metaverse Untuk Pelatihan Medis
Ilustrasi Teknologi Metaverse. Gambar : Pixabay.com/ Dok. Tumisu

BaperaNews - Teknologi Metaverse yang pertama kali dipopulerkan oleh Meta, perusahaan induk dari Facebook, semakin ramai dibincangkan publik. Untuk mempercepat manfaat dan adopsi metaverse di Indonesia, sebuah startup membuat konsep metaverse ini sebagai sarana pelatihan dengan basis virtual reality dan augmented reality atau VR dan AR.

Pembuatnya ialah PT Arutala Digital Inovasi. Arutala memakai teknologi VR dan AR untuk membuat dunia virtual yang digunakan di bidang medis dan engineering. CEO Arutala, Indra Haryadi, mengungkap saat ini tenaga kesehatan sedang berhadapan dengan resiko besar yakni bertugas di tengah pandemic, Indra menilai nakes adalah yang paling rentan tertular covid19 dari pasien.

Nakes bisa dengan mudah tertular misalnya saat memandikan pasien atau merawat pasien di Rumah Sakit, maka Arutala melihat masalah ini dengan berinisiatif membangun ruang simulasi berteknologi VR dan AR khusus untuk nakes yang sedang menjalani pelatihan.

Adapun ruang simulasinya ialah Bathing Patient VR, menyajikan kebutuhan stimulus memandikan pasien yang bisa digunakan oleh nakes, kondisinya dirancang dengan sesuatu yang sangat mirip dengan keadaan di rumah sakit.

Baca Juga : 5 Teknologi Canggih Masa Depan yang Sebaiknya Tidak Diciptakan

Selama prosesnya, nakes memberi edukasi yang sama seperti ketika melakukan di rumah sakit, hanya saja, ia tak perlu menghabiskan sabun atau mencuci kembali alat peraga sebagaimana saat praktikum secara langsung.

Sehingga resiko penularan virus bisa ditekan dan biaya yang dipakai berkurang mengingat pelatihan dilakukan dengan cara virtual. “Dengan adanya ruang baru dari teknologi AR dan VR ini kita bisa menekan biaya resiko dan biaya pelatihan kedua sektor tersebut agar tercapai hasil maksimal” jelas Indra.

Selain bisa menekan resiko tersebarnya virus, pelatihan ini juga sejalan dengan dunia virtual metaverse yang sedang banyak dikembangkan di Indonesia. Teknologi ini sudah diuji oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada pada Januari 2021 lalu sebagai bentuk alat pelatihan untuk mahasiswa yang sedang mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Sejak berdiri tahun 2019, Arutala sudah bekerja sama dengan 7 mitra institusi pendidikan dari SMK hingga universitas dan berhasil mengembangkan 25 produk. Arutala juga telah bekerjasama dengan Oculus Independent Software Vendor (ISV) yang membuka jalan untuk adopsi VR di seluruh kawasan Asia Pasifik.