Harga Mobil Listrik Diprediksi Bakal Makin Murah

Harga mobil listrik di Indonesia akan mengalami penurunan harga karena kurangnya peminat mobil listrik. Simak selengkapnya!

Harga Mobil Listrik Diprediksi Bakal Makin Murah
Harga Mobil Listrik Diprediksi Bakal Makin Murah. Gambar : Dok. Moladin

BaperaNewsMobil listrik maupun motor listrik saat ini masih sepi peminat di Indonesia meski sejumlah merknya telah diberi subsidi atau diskon oleh pemerintah. Salah satu sebabnya ialah harga mobil listrik yang mahal dan lokasi servis atau pembelian suku cadang maupun stasiun pengisian baterai yang belum tersedia luas.

Di masa mendatang, prediksi harga mobil listrik diperkirakan makin murah sebab logam yang dipakai sebagai bahan bakunya mengalami penurunan harga seiring dengan melemahnya pasar mobil listrik terbesar di China. Harga lithium bahkan turun 50% dibanding harga tertinggi sebelumnya. Hal ini karena menurunnya jumlah permintaan mobil listrik di China.

Sebaliknya, produsen bahan mineral tersebut sedang memperbanyak produksinya, termasuk kobalt dan nikel sehingga membuat harga material tersebut makin turun di masa mendatang. Lithium karbonat dijual dengan harga rata-rata 177.500 Yuan per ton sejak April 2023. Prediksi harga mobil listrik ini ialah yang terendah, turun 69% dari level tertingginya pada November 2022.

Baca Juga : Mercedes Benz Luncurkan Mobil Listrik Seharga Rp 15 Miliar

Per hari Selasa (27/6) harga lithium menjadi 310.000 yuan, turun 45% dari harga pada November 2022. Spot kobalt Eropa yang jadi patokan harganya USD 15,25 per ton, ini juga level terendah sejak November 2020, turun 62% dari harga puncak di Mei 2022.

Harga Nikel berjangka ialah USD 20.305 per ton per kontrak 3 bulan di London Metal Exchange yang anjlok 63% dari rekor tertingginya pada Maret 2022. Sedangkan harga yang naik pada logam baterai karena naiknya permintaan di tengah pergeseran global tentang pengurangan emisi kendaraan.

China memperbanyak produksi kendaraan listriknya namun tidak diimbangi dengan produksi tambang sebagai bahan bakunya. China juga mengakhiri subsidi kendaraan listrik merk NEV di negaranya pada akhir tahun 2022 lalu sehingga memperlambat permintaan warga.

Pemerintah China saat ini memberi diskon pajak untuk warganya yang membeli NEV, namun tidak terlalu berpengaruh pada permintaan pasar. Nafsu belanja dianggap masih lemah dan terbatas. Membuat produsen berhenti berebut bahan baku kendaraan listrik dan membuat prediksi harga mobil listrik menurun.

Di Indonesia sendiri permintaan kendaraan listrik masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kendaraan BBM. Namun tidak menutup kemungkinan permintaan akan naik jika harga mobil listrik menurun dan segala infrastrukturnya tersedia lebih lengkap.

Baca Juga : Kemenkeu Buka Suara Soal Dana Mobil Listrik Pejabat Capai Rp 1 M Per Unit!