Solusi Macet, Jakarta Wajib WFH!
Kepadatan lalu lintas di Jakarta semakin buruk usai PPKM dicabut. Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan, Nirwono Joga menyarankan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).
BaperaNews - Kepadatan lalu lintas di Jakarta bertambah buruk usai PPKM resmi dicabut. Hal ini membuat banyak warga DKI Jakarta, bahkan pekerja yang tinggal di luar Jakarta mengeluh dengan kondisi macet Jakarta yang kian parah.
Jakarta Wajib WFH
Mendengar keluhan warga perihal macet di Jakarta kian memburuk setiap harinya, Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan, Nirwono Joga menyarankan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).
Menurut Nirwono Joga, kebijakan WFH telah tiga tahun diterapkan di Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Di beberapa negara, kebijakan WFH pun diterapkan meski tak lagi pandemi.
Nirwono Joga mengatakan bahwa WFH bukan hanya dapat mengurangi kondisi macet Jakarta. Namun juga tidak ada aktifitas dan produktifitas yang terganggu akibat terlalu lama berperang dengan macet di jalan.
"Itulah kenapa kemudian pemerintah Kota Paris, London, Stockholm, Copenhagen, Amsterdam, bersama-sama mengurangi hari kerja atau sekolah, selain terbukti mengurai mobilitas, dan menekan polusi udara, tetap tetap produktif bisa bekerja, berkarya, belajar, bahkan hasilnya lebih baik atau produktif," katanya.
Baca Juga : Daftar Titik Putaran Balik yang Ditutup Dishub Jakarta
Meski macet Jakarta sangat dikeluhkan banyak warga, namun salah satu Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan bahwa macet di Jakarta belakangan ini merupakan pertanda baik soal ekonomi warga.
Macet dipengaruhi oleh tingkat penjualan kendaraan yang meningkat. Artinya, daya beli masyarakat terjaga. Macet di Jakarta adalah salah satu indikator pertumbuhan ekonomi.
"Macet menjadi salah satu indikasi bahwa ekonomi bergeliat. Tentu ini tidak mengesampingkan pentingnya membangun transportasi publik yang baik," ujar Yustinus Prastowo.
Polda Metro Jaya memberikan penjelasan alasan meningkatnya kepadatan lalu lintas di Jakarta. Macet di Jakarta kian parah ini terjadi lantaran aktivitas warga yang meningkat saat transisi pandemi Covid-19 ke masa endemi. Mobilitas masyarakat di jalanan menjadi semakin aktif.
"Inilah plus minus, dalam artian produktivitas masyarakat tinggi, aktivitas tinggi, ya tentunya akan meningkatkan daripada perekonomian. Tetapi risikonya memang volume kendaraan akan semakin banyak di jalan," imbuh Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman pada Sabtu (11/2).
Baca Juga : WFO Dianggap Buat Jalanan Lebih Macet, 6.598 Orang Dukung Petisi Kembalikan WFH