Setel Musik Terlalu Keras, Odong-Odong Tertabrak Kereta Api Di Serang
Sebuah odong-odong tertabrak kereta api di Serang. Setelah diketahui, odong-odong ternyata setel musik terlalu keras sehingga tidak mendengar suara kereta yang akan datang.
BaperaNews - Odong-odong tertabrak kereta api di sebuah perlintasan tanpa palang pintu Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten pada Selasa 26/7, membuat 9 penumpang tewas.
Kapolres Serang AKBP Yudha Satria menjelaskan kronologi kejadiannya. Ada beberapa odong-odong melakukan konvoi dan melintas di perlintasan tersebut. “Karena memang odong-odongnya ini konvoi, ada konvoi odong-odong di depannya, dia ngikuti odong-odong yang lewat di depannya, nah ini yang buntutnya tertabrak oleh kereta api” jelasnya.
Usai tertabrak kereta, odong-odong keluar perlintasan. “Posisi odong-odong tidak ada di atas rel, memang terdorong ke samping kereta, sempat terseret” imbuhnya.
Ketika kejadian, diduga sopir odong-odong tidak mendengar adanya tanda bahwa kereta api sudah dekat dan akan melintas, alhasil, kecelakaan tak bisa terhindarkan. “Tidak mendengar kereta sudah mendekat” tuturnya.
Akibat kejadian ini, Sembilan orang tewas dua diantaranya balita usia dua tahun dan satu anak usia delapan tahun, serta delapan orang luka-luka. Kereta api sendiri melaju dari Merak ke Stasiun Rangkasbitung. “Sebelum ke TKP kurang lebih 150 meter sudah membunyikan klakson” lanjutnya.
Baca Juga : Karena Helm, Pengendara Motor Selamat Usai Insiden Kepala Terlindas Ban Bus
Diketahui, odong-odong tersebut berjalan sambil menyetel musik bersuara keras yang diduga membuat sopir odong-odong tidak mendengar bunyi kereta api. “Pada saat yang sama, odong-odong melintas dengan musik yang keras sehingga tidak mendengar klakson kereta api” tandasnya.
Seorang saksi kecelakaan yang merupakan warga sekitar bernama Ari Maulana mengaku mendengar suara benturan keras pada pukul 11.00 WIB yang mengagetkan, seketika warga berkumpul untuk melihat kejadian dan mengevakuasi penumpang odong-odong.
“Waktu itu saya nyelametin sekitar lima orang, yang meninggal sembilan orang” ungkapnya. Para korban kemudian dibawa ke Puskesmas pematang dan sopir yang mengalami luka dibawa ke Kantor Desa. “Muatannya penuh, mungkin ada belasan penumpangnya” terangnya.
Warga lain yang juga saksi kejadian bernama Sukma mengatakan di perlintasan tersebut memang sering terjadi kecelakan karena tidak memiliki palang pintu. Sebelumnya juga ada angkutan umum yang tertabrak kereta api. “Enggak ada palang pintu, dari dulu sudah sering kecelakaan. Kereta dari Serang menuju Rangkasbitung. Kalau odong-odong itu punya orang Cibetik” pungkasnya.
Penumpang odong-odong yang merupakan kendaraan modifikasi dan penumpang tidak memakai pengaman apapun membuat korban tewas cukup banyak.