Sebanyak 588 Oknum ASN Manipulasi Absen Kehadiran hingga Gunakan GPS Palsu

ASN di Kota Baubau terlibat dalam kasus manipulasi absen dengan menggunakan GPS palsu. Baca selengkapnya di sini!

Sebanyak 588 Oknum ASN Manipulasi Absen Kehadiran hingga Gunakan GPS Palsu
Sebanyak 588 Oknum ASN Manipulasi Absen Kehadiran hingga Gunakan GPS Palsu. Gambar : Ilustrasi Canva

BaperaNews - Belakangan ini, isu mengenai ASN manipulasi absen sedang ramai diperbincangkan. Di Kota Baubau, sebanyak 588 aparatur sipil negara (ASN) ditemukan memanipulasi absensi kehadiran dengan menggunakan aplikasi global positioning system palsu atau GPS palsu.

Fenomena ini mengungkap celah dalam sistem kehadiran elektronik yang seharusnya meningkatkan disiplin dan kinerja ASN.

Menurut Kepala Dinas Kominfo Kota Baubau, Andi Hamzah Machmud, penggunaan GPS palsu ini memungkinkan ASN untuk melakukan absensi dari rumah atau lokasi lain yang tidak sesuai dengan titik koordinat yang ditentukan.

“Aplikasi mendeteksi, bahwa hampir di seluruh OPD memang ada oknum-oknum (ASN) yang berupaya untuk menggunakan itu untuk absen dari rumah atau mengabsen bukan pada titik yang ditentukan,” kata Andi Hamzah Machmud, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (2/7).

Untuk memudahkan absensi kehadiran, ASN Kota Baubau menggunakan aplikasi Simalape yang dapat diunduh melalui Playstore. Meski tujuan aplikasi ini adalah untuk meningkatkan disiplin dan kinerja ASN, ada beberapa kelemahan yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

“Namun terjadi beberapa kelemahan-kelemahan dan bagian dari aplikasi tentu ada kelemahan dan ada yang berusaha menerobos dan ternyata mereka menerobos dengan menggunakan fake GPS,” lanjutnya.

Selama bulan Juni 2024, ratusan oknum ASN berusaha melakukan absen di lokasi yang tidak semestinya. Bahkan, terdapat seorang oknum ASN dari Kecamatan Bungi yang sudah melakukan akses dari 1.484 titik koordinat menggunakan akun GPS palsu. 

Baca Juga: ASN Wajib Pasang Foto Keluarga di Meja Kerja untuk Cegah Perselingkuhan dan Kekerasan

“Dari sisi nama, belum bisa kami ungkap karena masih dalam proses identifikasi. Sistem kami masih hanya membaca penggunaan GPS palsu oleh oknum ASN yang berada di OPD,” jelas Andi Hamzah.

Meski sudah ada banyak temuan terkait ASN manipulasi absen, Pemerintah Kota Baubau belum memberikan sanksi tegas kepada para pelaku. Sejauh ini, hanya teguran dan pembinaan yang diberikan. 

“Berkaitan dengan sanksi ini berkaitan dengan wilayah lain, posisi Kominfo hanya menyediakan aplikasi, dan tugas kami adalah memastikan aplikasi ini berjalan seperti diharapkan, tentu pemahaman saya yang bertanggung jawab kelakuan oknum ASN itu pimpinan OPD,” tambahnya.

Dalam menanggapi kasus ini, Kepala Diskominfo Kota Baubau, Andi Hamzah Machmud, menyatakan bahwa pihaknya sedang dalam tahap identifikasi nama-nama OPD serta titik koordinat palsu yang digunakan oleh oknum ASN. Ia juga mengatakan bahwa penelusuran oleh tim IT sudah mencapai tahap yang cukup maju.

“Kami akan melakukan perbaikan sistem aplikasi Simalape untuk segera menemukan pelaku,” jelasnya (Kamis, 26/6).

Pj Wali Kota Baubau, Dr. Muh Rasman Manafi, telah memberikan arahan tegas untuk melakukan penelusuran lebih lanjut. Selain itu, Asisten III Setda Kota Baubau La Ode Darussalam, S.Sos, M.Si, juga meminta Dinas Kominfo untuk segera mencari solusi agar tidak ada lagi ASN yang menggunakan GPS palsu.

“Kepada masing-masing pimpinan OPD agar kiranya bisa memperhatikan secara serius seluruh pegawai dan melakukan pembinaan khusus,” tegasnya.

Hal serupa disampaikan oleh Kepala BKPSDM, Ir Wa Ode Muhibah Suryani, M.Si. Atas temuan ini, BKPSDM akan berkoordinasi dengan Kominfo untuk mendapatkan data asal OPD para oknum ASN yang menggunakan GPS palsu.

“Dari data tersebut, akan kami sampaikan kepada masing-masing kepala OPD untuk melakukan pembinaan atau peneguran, karena pada prinsipnya pembinaan disiplin ASN diawali oleh atasan langsung dan akan ditangani secara berjenjang sesuai kewenangan berdasarkan tingkat pelanggaran dan potensi sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Perwali Disiplin PNS,” ungkapnya.

Baca Juga: Hilang Selama 18 Hari, Wanita ASN Tewas di Dalam Gudang Apotek Kimia Farma Samarinda