Rusia Berhasil Hancurkan Depot Senjata Bantuan AS Dan Eropa Di Ukraina

Rusia berhasil hancurkan depot senjata yang merupakan salah satu bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan sejumlah Negara Eropa untuk Ukraina.

Rusia Berhasil Hancurkan Depot Senjata Bantuan AS Dan Eropa Di Ukraina
Rusia berhasil hancurkan depot senjata dari bantuan AS dan Eropa untuk Ukraina. Gambar : AFP/Dok. GENYA SAVILOV

BaperaNews - Rusia mengklaim telah hancurkan depot senjata yang merupakan bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan sejumlah Negara Eropa untuk Ukraina, lokasi depot senjata berada di Ternopil, Ukraina. Hal ini disampaikan pada hari Minggu 12 Juni 2022.

Sementara itu, dalam waktu yang sama juga terjadi perang sengit di Kota Sievierodonetsk Ukraina Timur, pasukan Rusia disebut memakai rudal jelajah untuk menyerang bangunan-bangunan. Penyerbuan dengan roket dilakukan di Kota Chortkiv, Ternopil dari laut Hitam.

Gubernur Ternopil mengungkap ada 22 orang luka dalam serangan roket tersebut termasuk ke fasilitas militer. Diketahui, Moskow memang berulang kali mengancam AS dan Negara Eropa yang sudah memberikan bantuan senjata ke Ukraina, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan pada awal bulan ini pasukannya akan menyerang target baru jika Negara barat masih saja mengirim rudal jarak jauh ke Ukraina.

Sementara itu, menurut laporan Gubernur Luhansk, Sergiy Gaiday, situasi di Sievierodonetsk cukup sulit setelah pasukan Rusia menghancurkan jembatan, padahal jembatan tersebut jadi akses warga setempat untuk beraktifitas.

Sievierodonetsk saat ini jadi lokasi perang untuk merebut kendali wilayah industri di Donbas Ukraina Timur yang mencakup Donetsk dan Luhansk, sebagian kota tersebut telah hancur dan menjadi lokasi paling berdarah sejak pertempuran kedua Negara pada 24 Februari 2022.

Baca Juga : Dikuasai Militer Rusia, Warga Ukraina Dapat Paspor

Gaiday mengungkap tentara Ukraina dan Rusia masih bertempur di jalan-jalan, meski pasukan Rusia sudah menguasai sejumlah kota, tentara Ukraina masih berada di kawasan industri dan pabrik kimia yang menjadi tempat warga sipil Ukraina berlindung.

Ukraina sebelumnya menyatakan ada 800 orang sembunyi di tempat perlindungan di bawah pabrik Azot, terdiri dari karyawan pabrik dan penduduk, “tidak seorang pun bisa mengatakan apa ada korban disana dan berapa jumlahnya dalam 24 jam terakhir peperangan di Sievierodonetsk dimana pertempuran sengit masih terjadi” beber Gaiday.

Ukraina menyebut Rusia telah melakukan kejahatan perang, sebuah peneliti dari Starting Lab yang berafiliasi dengan Universitas Stanford dan USC Shoah Foundation menyerahkan sebuah bukti kejahatan perang tersebut.

Bukti disimpan dalam mekanisme blockchain berbasis teknologi cryptocurrency, “Kami percaya pemakaian teknologi ini secara unik dan tepat serta kuat dalam skenario ini” ujar Direktur dan Pendiri Starling, Jonathan Dotan.

Salah satu bukti ialah foto sisi ruang kelas berisi lubang ledakan besar dan tumpukan puing di meja serta kursi, dimana hal ini termasuk pelanggaran hukum internasional sebab serangan kepada fasilitas pendidikan ialah salah satu yang dilarang.