Muhammadiyah Beli Gereja di Spanyol untuk Dibangun jadi Masjid Lagi seperti Era Abbasiyah
Muhammadiyah resmi membeli gereja di Alcala Spanyol untuk mengembalikan bangunan tersebut menjadi masjid dan memperkuat keberadaan Muhammadiyah di lima benua. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Muhammadiyah telah resmi membeli sebuah gereja di Alcala, dekat Madrid, Spanyol, yang dulunya adalah masjid pada era Kekhalifahan Abbasiyah. Pembelian gereja Spanyol ini dipimpin oleh Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur di bawah kepemimpinan Dr Saad Ibrahim, merupakan bagian dari upaya internasionalisasi dakwah Muhammadiyah.
Proyek Muhammadiyah beli gereja di Spanyol ini bertujuan untuk mengembalikan bangunan tersebut menjadi masjid dan memperkuat keberadaan Muhammadiyah di lima benua.
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustaz Fathurrahman Kamal, mengungkapkan bahwa pembelian gereja di Spanyol ini adalah langkah konkret dalam mendorong dakwah Muhammadiyah di skala internasional.
“Ini adalah salah satu orientasi kita ke depan, bagaimana melakukan internasionalisasi dakwah Muhammadiyah,” ujar Ustaz Fathurrahman dalam sebuah wawancara. Keputusan untuk membeli gereja tersebut pertama kali muncul dalam Sidang Pleno I Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang diadakan di Surakarta pada November 2022.
Lokasi gereja yang dibeli sangat strategis, hanya berjarak sekitar 15 menit menggunakan kendaraan dari pusat ibu kota Madrid. Rencananya, setelah menjadi milik Muhammadiyah, bangunan tersebut akan diubah kembali menjadi masjid, memberikan fasilitas ibadah bagi umat Islam setempat.
“Kami mengharapkan doa dari seluruh PWM, khususnya PP Muhammadiyah, karena kami sedang merundingkan akan membeli gereja ini. Ini bagian dari komitmen kami untuk mencerahkan semesta,” kata Dr Saad Ibrahim saat mengumumkan rencana pembelian tersebut.
Baca Juga: Balai Pengajian Muhammadiyah Aceh Dibakar
Pembelian ini juga mencerminkan strategi Muhammadiyah yang tidak hanya bergerak atas instruksi top-down, melainkan juga menginisiasi kegiatan secara bottom-up.
“Kegiatan teman-teman atau kader-kader yang berdiaspora di banyak negara-negara besar termasuk di Jepang, juga kemudian menginisiasi berbagai macam kegiatan bukan hanya kegiatan keagamaan tapi juga kegiatan-kegiatan kemanusiaan misalnya di Turki dan seterusnya,” tambah Ustaz Fathurrahman.
Sejarah gereja ini sendiri sangat penting karena sebelum menjadi gereja, bangunan tersebut merupakan masjid pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, yang menggarisbawahi kembali pentingnya tempat ini sebagai pusat kegiatan dan dakwah Islam.
Transformasi gereja kembali menjadi masjid oleh Muhammadiyah tidak hanya simbolis dalam mengembalikan warisan Islam, tapi juga praktis dalam memberikan layanan ibadah kepada umat Islam di Spanyol.
Perwakilan Muhammadiyah saat ini sudah ada di lima benua, termasuk di negara-negara seperti Mesir di mana Muhammadiyah memiliki amal usaha dan bahkan mendirikan Perguruan Seni Beladiri Tapak Suci Muhammadiyah. Inisiatif semacam ini menunjukkan bagaimana Muhammadiyah terus berupaya untuk memperkuat keberadaan dan pengaruhnya di tingkat global.
Baca Juga: Viral! Peneliti BRIN Ancam Warga Muhammadiyah, Ada Apa?