RS Medistra Klarifikasi Usai Ramai Soal Kasus Larangan Dokter dan Perawat Berhijab
RS Medistra buka suara usai memberlakukan kebijakan pembatasan hijab di kalangan tenaga medis. Dokter Diani Kartini ajukan protes, viral di media sosial.
BaperaNews - Adanya kebijakan yang membatasi penggunaan hijab di kalangan tenaga medis menjadi sorotan publik setelah seorang dokter mengungkapkan masalah ini.
Kejadian ini terjadi pada tanggal Sabtu (31/8), ketika dr. Diani Kartini, seorang dokter spesialis di RS Medistra, mengajukan surat protes mengenai kebijakan tersebut dan suratnya viral di media sosial.
Dalam surat protesnya, Diani Kartini meminta penjelasan dari pihak RS Medistra terkait larangan penggunaan hijab bagi perawat dan dokter umum.
"Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis," tulisnya dalam surat yang diunggah di media sosial X.
Menanggapi isu ini, Direktur RS Medistra, dr. Agung Budisatria, mengeluarkan klarifikasi.
Ia menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh Diani Kartini.
"RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat," ungkap dr. Agung dalam keterangan resminya.
Namun, dr. Diani Kartini menjelaskan bahwa dalam proses wawancara untuk posisi dokter umum, masih ada pertanyaan yang menanyakan apakah ia bersedia membuka hijab jika diterima.
"Itu kan wawancara yang tidak bermutu," tegasnya.
Baca Juga: Viral Surat Protes Dokter Diani Kartini Tersebar, RS Medistra Diduga Rasis, Larang Pegawai Berhijab
Lebih lanjut, dr. Diani Kartini mengungkapkan bahwa ia mengundurkan diri dari RS Medistra setelah insiden tersebut.
"Dan saya juga langsung keluar tidak bekerja di Medistra lagi setelah peristiwa itu," ujarnya. Keputusan ini diambilnya karena ia tidak setuju dengan kebijakan yang membedakan penggunaan hijab antara dokter spesialis dan dokter umum.
Dalam klarifikasinya, dr. Agung menegaskan bahwa pihak RS Medistra akan melakukan penelusuran lebih lanjut terkait proses rekrutmen yang diungkap oleh Diani Kartini.
"Kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak," tambahnya.
Dalam suratnya, Diani juga mempertanyakan mengapa ada perbedaan perlakuan antara dokter spesialis dan dokter umum terkait penggunaan hijab.
"Apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan sub spesialis di RS Medistra?" tulisnya.
Baca Juga: Imbas Kasus Bunuh Diri Mahasiswi PPDS, Dekan FK Undip Diberhentikan RSUP dr Kariadi