Polresta Malang Sujud Minta Maaf Kepada Korban Tragedi Kanjuruhan Saat Apel Pagi
Segenap jajaran Polres Malang Kota melakukan aksi sujud massal untuk meminta maaf terhadap korban tragedi Kanjuruhan saat kegiatan apel pagi, pada Senin (10/10).
BaperaNews - Segenap jajaran Polresta Malang, mulai dari Kapolres Malang Kota Kombes Budi Hermanto beserta seluruh anggota kepolisian Malang sujud meminta maaf di kegiatan apel pagi pada Senin (10/10). Budi menyebut aksi ini ialah bentuk permohonan maaf sedalam-dalamnya atas tragedi Kanjuruhan.
Tidak hanya bersujud bersama, segenap jajaran Polresta Malang juga berdoa bersama bersama pejabat utama dan Kapolsekta.
“Kita berdoa agar saudara dan saudari kita, Aremania dan Aremanita yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan bisa diterima di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan, kita bersama-sama memohon ampun kepada Allah SWT agar kejadian itu tidak terulang lagi” ujar Budi.
Budi Hermanto juga berharap keamanan dan ketertiban masyarakat Malang bisa kembali kondusif. “Kami harap kondisi segera kondusif dan soal tragedi Kanjuruhan bisa terselesaikan” imbuhnya.
Kasi Humas Polresta Malang, Ipda Eko Novianto menyebut aksi itu tidak direncanakan, terjadi secara spontan. “Sujud permohonan maaf dan memanjatkan doa diarahkan oleh Kapolresta Malang Kompol Budi itu secara spontan ketika apel” terangnya.
Ada sekitar 100 orang anggota kepolisian yang mengikuti aksi sujud massal tersebut. “Ini bentuk empati kita, ada keterkaitan antara kami anggota polisi dengan masyarakat” pungkasnya.
Baca Juga : Komnas HAM: Aremania Di Stadion Kanjuruhan Tidak Serang Pemain
Memberi Bantuan Untuk Para Korban Pada Tragedi Kanjuruhan
Polres Malang juga memberikan bantuan untuk para korban tragedi Kanjuruhan, salah satunya kepada Alfiansyah (11) warga Desa Bareng, Kecamatan Kloken, Malang yang kini jadi yatim piatu karena kedua orang tuanya tewas dalam tragedi Kanjuruhan.
Polres Malang memastikan Alfi akan mendapat jaminan dalam hidupnya, mulai dari biaya sekolah, kesehatan, dan lainnya hingga Alfi tumbuh dewasa, hidup mandiri, dan bisa menggapai cita-citanya.
Sebagai informasi tragedi Kanjuruhan telah menewaskan 131 orang dan ratusan lainnya luka-luka. Terjadi pada Sabtu (1/10) usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Suporter turun dan masuk ke lapangan, membuat pihak keamanan panik, memakai gas air mata untuk membubarkan.
Namun gas air mata tersebut membuat suporter panik, semuanya berebut keluar stadion Kanjuruhan di Malang, berdesakan, saling injak, hingga membuat banyaknya korban tewas dan luka. Tragedi sepakbola ini ialah yang terbesar kedua di dunia. Tragedi serupa pernah terjadi di Peru. Semua pihak berharap kejadian ini ialah yang terakhir kalinya.
Baca Juga : Kronologi Lengkap Kerusuhan Pada Tragedi Kanjuruhan