Penyedia Jetski Dianiaya dan Dapat Ancaman Pembunuhan di Tengah Danau Toba
Penyedia jetski di Danau Toba terlibat insiden penganiayaan dan ancaman pembunuhan terhadap pengguna jetski lainnya. Polisi tangani kasus ini dengan serius.
BaperaNews - Insiden penganiayaan dan ancaman pembunuhan yang melibatkan seorang penyedia jetski terhadap pengguna jetski lainnya terjadi di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
Peristiwa ini terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Kejadian tersebut berlangsung di kawasan Tuktuk, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, dan kini menjadi perhatian publik serta pihak berwenang.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @seadosafarisamosir, tampak seorang pria berkacamata mendekati pria lain yang memakai topi.
Pria berkacamata tersebut terlihat naik ke jetski korban dan melakukan pemukulan. Ia juga melontarkan ancaman serius dalam bahasa Batak, "Pamate ma ho di son?" yang berarti "Ku bunuh kau di sini."
Pengunggah video menyebut bahwa pelaku adalah seorang penyedia jetski di kawasan Tuktuk. Unggahan itu juga mempertanyakan tanggung jawab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Samosir, mengingat pelaku merupakan alumni pelatihan pariwisata yang pernah diselenggarakan oleh dinas tersebut.
"Lantas, bagaimana sikap #disbudparsamosir menindaklanjuti peristiwa tidak menyenangkan ini?" demikian pernyataan dalam unggahan tersebut.
Korban dalam kejadian ini, Sthepani Siallagan, memberikan kritik keras terhadap pelaku. Ia juga menyoroti adanya aturan tidak resmi yang diberlakukan oleh kelompok tertentu yang mengklaim kawasan Tuktuk hanya boleh digunakan oleh komunitas mereka.
Baca Juga : Ingat Dokter Koas Pirngadi? Kini Diduga Aniaya Pegawai Warung Makan di Medan
"Danau ini adalah milik bersama, bukan milik mereka saja. Mereka mengklaim kawasan Tuktuk hanya bisa digunakan oleh Tuktuk Jetski. Semoga peraturan seperti itu bisa dipatahkan karena di peraturan undang-undang mana pun tidak ada ketentuan seperti itu," ujar Sthepani.
Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Edward Sidauruk, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait insiden penganiayaan tersebut. Pelaku juga telah diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
"Laporan sedang diproses," ujar AKP Edward pada Senin (6/1). Ia memastikan bahwa kasus ini akan ditangani dengan serius, mengingat dampaknya terhadap citra kawasan wisata Danau Toba.
Kasus penganiayaan ini menjadi viral di media sosial, memicu perhatian luas dari masyarakat. Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan yang masuk dalam program pengembangan destinasi prioritas nasional, insiden ini mencoreng citra positif Danau Toba.
Publik berharap agar pihak berwenang mengambil langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dengan proses hukum yang kini tengah berjalan, perhatian tertuju pada langkah konkret yang akan diambil oleh pihak kepolisian serta instansi terkait, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Samosir.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan etika dalam kegiatan wisata, terutama di destinasi populer seperti Danau Toba.
Baca Juga : Tiga Oknum Polisi di Ambon Diduga Ngamuk dan Aniaya Pengemudi Mobil hingga Banting Korban ke Aspal