Ojol Demo Tuntut Hak THR di Kantor Kemnaker, Ribuan Driver Matikan Aplikasi Massal
Ribuan pengemudi ojol demo di Kemnaker tuntut THR menjelang Idulfitri. Pemerintah bahas kebijakan terkait, dukung tunjangan uang tunai bagi pengemudi.

BaperaNews - Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada Senin (17/2).
Aksi ini bertujuan menuntut pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pengemudi ojol menjelang Idulfitri. Selain pengemudi ojol, demonstrasi juga diikuti oleh pengemudi taksi online dan kurir yang tergabung dalam berbagai serikat pekerja.
Aksi demo ini dimulai pukul 10.00 WIB dan direncanakan berlangsung hingga pukul 14.00 WIB. Para pengemudi ojol juga diimbau untuk melakukan off bid atau tidak menerima pesanan secara massal sebagai bentuk solidaritas terhadap tuntutan mereka. Di beberapa wilayah, seperti Sukabumi, off bid dilakukan secara serentak.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa pertemuan dengan perwakilan pengemudi ojol dan pihak aplikator guna membahas tuntutan THR.
Menurutnya, Kemnaker memahami aspirasi para pengemudi ojol dan akan segera mengeluarkan kebijakan terkait.
“Insyaallah kami sangat memahami aspirasi mereka, dan tentunya dalam waktu dekat kami akan mengeluarkan kebijakan sehubungan dengan aspirasi mereka tersebut,” ujar Yassierli pada Minggu (16/2) malam.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menambahkan bahwa pemerintah mendukung adanya bentuk tunjangan bagi pengemudi ojol.
Ia berharap aplikator dapat memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, bukan hanya sembako, agar pengemudi bisa merasakan manfaatnya secara langsung.
“Tinggal teknisnya doang nanti seperti apa,” kata Immanuel.
Aksi demonstrasi ini diorganisir oleh Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) dan didukung oleh Garda Indonesia, sebuah asosiasi pengemudi ojek daring.
Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menegaskan bahwa tuntutan utama aksi ini adalah kepastian hukum mengenai pemberian THR oleh aplikator.
Baca Juga : Driver Ojol Demo Besar-besaran Hari Ini, Apa Saja Tuntutannya?
“Adapun tuntutan utama dari aksi demonstrasi kepada Kemnaker ini adalah mengenai tuntutan regulasi, legal standing, ataupun kepastian hukum mengenai pemberian THR bagi ojek daring dari perusahaan aplikator,” ungkap Igun.
Ia juga menegaskan bahwa THR yang diberikan sebaiknya berbentuk uang tunai, bukan dalam bentuk bantuan barang.
Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia, Lily Pujiati, menyebut aksi ini merupakan bentuk akumulasi ketidakpuasan pekerja angkutan terhadap aplikator yang dinilai mengabaikan hak-hak mereka.
“Aplikator sengaja membiarkan status kita sebagai mitra untuk menghindari hak-hak driver taksi online, ojol, dan kurir. Saat ini kami mendorong revolusi pekerja supaya hak-hak kami dipenuhi,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa selama lebih dari 10 tahun, pengemudi ojol belum pernah mendapatkan THR, meskipun telah bekerja setiap hari dan berkontribusi terhadap keuntungan aplikator.
Aksi demonstrasi ini diikuti oleh sekitar 700 pekerja angkutan dari Jakarta dan sekitarnya. Para demonstran tergabung dalam tiga konfederasi buruh, lima serikat buruh, serta 90 komunitas pekerja lainnya. Tiga konfederasi buruh yang terlibat antara lain:
- Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI)
- Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)
- Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI)
Dengan adanya aksi ini, para pengemudi ojek online berharap pemerintah dapat segera mengesahkan regulasi yang mengatur pemberian THR oleh aplikator demi meningkatkan kesejahteraan mereka.