Nyamar Jadi Gay, Pria Ini Rampok Pria LGBT saat Bercinta
Pria LGBT di Medan mengalami perampokan setelah berkenalan melalui aplikasi Hornet.
BaperaNews - Henry Hutasuhut (HH), pria LGBT di Medan alias gay menjadi korban perampokan usai berkenalan dengan seseorang di aplikasi Hornet (LGBT Social Network).
Sosok yang ia kenal ternyata gerombolan perampok yang menjalankan aksi dengan kencan sesama jenis. HH dirampok ketika sedang bercinta dengan salah satu pelaku anggota.
Peristiwa terjadi pada Juli 2023. Ia berkenalan dengan seorang pria bernama Zenith (20) warga Deli Serdang yang mengaku bekerja sebagai polisi.
Keduanya kemudian janjian untuk bertemu hingga berhubungan seksual sesama jenis. Zenith hanya menyamar sebagai gay, tidak benar-benar penyuka sesama jenis. Ia menyamar untuk jalankan aksi perampokan.
HH dibawa ke sebuah kosan di Perumnas Mandala, Kenanga Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Karena korban sendiri ialah LGBT di Medan yang ingin bercinta dengan pelaku, korban mengiyakan, ia datang ke lokasi kosan yang dimaksud.
Baca Juga : Ngeri! Ada Kartun LGBT Tayang di Youtube Indonesia
Korban tidak tahu bahwa anggota perampok lainnya rekan-rekan Zenith sudah ada di lokasi yang salah satunya Rizki (32). Rizki berperan menyediakan kamar untuk tempat korban dan Zenith bercinta. Sampai di lokasi, korban masuk kamar, melepas baju, dan bercinta.
Ketika sedang asyik berbuat hubungan terlarang dengan kenalannya di aplikasi Hornet itulah anggota perampok lain bernama Hafiz dan Hendro datang mendobrak pintu serta mengaku sebagai polisi yang mengancam akan menangkap karena berbuat aksi mesum antar gay.
“Pelaku Zenith yang mengaku sebagai polisi berhubungan seksual dengan korban kemudian didatangi rekannya dan mereka seolah menangkap korban yang berbuat aksi LGBT di Medan. Korban merasa takut ditangkap jadi ia serahkan semua barang berharga yang ia bawa. Korban takut melihat logo penyidik yang dibawa pelaku” kata Kompol Agustiawan hari Sabtu (2/9).
Korban kemudian dipaksa ke ATM dan harta korban dikuras para perampok. Usai dirampok, korban ditinggalkan sendirian. Korban pun lapor polisi. 2 dari 5 pelaku perampokan telah ditangkap. Masih ada 4 pelaku yang buron.
Menurut polisi, korban dari gerombolan rampok ini semuanya gay namun takut untuk melapor karena malu identitasnya sebagai seorang gay diketahui publik.
Para pelaku rampok memanfaatkan hal tersebut untuk berbuat tindak kejahatan salah satunya dengan mencari korban di aplikasi Hornet.
Baca Juga : Mahasiswa UMY Dimutilasi Responden Penelitiannya Terkait LGBT