Naik Jadi Rp 14.500, Erick Thohir : Kemungkinan Harga Pertamax Bisa Turun
Harga BBM jenis Pertamax kini naik menjadi Rp 14.500, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada kemungkinan besar harga Pertamax bisa turun jika harga minyak dunia ikut turun.
BaperaNews - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi seperti pertamax bisa turun lagi ketika harga minyak mentah dunia melandai. Meskipun harga Pertamax cs masih dijual jauh dari harga keekonomian.
Hal ini disebabkan karena harga Pertamax ditentukan dengan mekanisme harga minyak mentah dunia. Dia menyebut apabila harga minyak dunia turun, maka Pertamax pun akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat.
“Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, Cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi,” ujar Erick Thohir saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC), Jakarta.
Erick Thohir menyebut, BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax masih dalam subsidi. Erick Thohir menilai, jika minyak mentah dunia yang saat ini sebesar 95 dollar AS per barrel turun menjadi 75 dollar AS per barrel maka akan diikuti dengan harga jual Pertamax kepada masyarakat.
“Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan (mengikuti) harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi,” lanjut Erick Thohir.
Erick Thohir mengatakan naik turunnya harga BBM milik Pertamina juga akan disesuaikan dengan nilai subsidi dari Pemerintah. Dengan begitu perlu ada penyesuaian kembali untuk mempertimbangkan harga keekonomian.
Baca Juga : BSU 2022 Cair, Pekerja Dengan Gaji UMR Di Atas Rp 3,5 Juta Ikut Dapat Subsidi!
“Nah, artinya apa harga BBM turun, ya pasti ada revisi tapi kan tergantung berapa nilai subsidi yang masih diberikan saat itu,” tuturnya.
Seperti diketahui, harga BBM per 8 September 2022 jenis Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter, Solar naik dari Rp 5.150/liter menjadi Rp 6.800/liter, Pertamax naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter. Ini berlaku 8 September 2022 pukul 14.30 WIB.
Erick Thohir mengingatkan bahwa Indonesia sudah melakukan impor BBM sejak 2003. Jika tidak ada pembaharuan, besaran impor akan semakin meningkat menyesuaikan kebutuhan jumlah masyarakat.
“Kita bisa lihat pertumbuhan penduduk Indonesia dari sebelumnya sampai sekarang 273 juta. Bahkan 2045 diperkirakan mencapai 318 juta, kelas menengah kita akan meningkat sampai 145 juta,” bebernya.
Apalagi pertumbuhan BBM tak hanya digunakan untuk kendaraan pribadi dan umum. Melainkan juga banyak digunakan untuk petrochemical, di mana turunannya dapat menjadi bahan baku plastik, baju, bahan baku obat, dan lainnya.
“Artinya mesti ada blueprint secara menyeluruh bagaimana energi ini harus diubah dan mengurangi impor BBM,” tandasnya.
Baca Juga : Jokowi Minta Para Ekonom Untuk Berpikir Bak Kancil Yang Melompat-Lompat