Kronologi Bocah SD Dipaksa Setubuhi Kucing, Meninggal Karena Depresi Berat
Bocah SD kelas 5 dipaksa setubuhi kucing, direkam dan disebar videonya. Akhirnya meninggal karena depresi berat, simak kronologi lengkapnya!
BaperaNews - Kabar menyedihkan datang dari Kabupaten Tasikmalaya, Seorang anak berusia 11 tahun yang saat ini duduk di bangku kelas 5 SD meninggal saat dirawat dirumah sakit. Dugaan meninggalnya sang bocah akibat depresi berat dan trauma.
Bocah kelas 5 SD ini tampaknya depresi setelah menjadi korban Bully oleh teman-temannya saat bermain, pasalnya sang bocah dipaksa untuk setubuhi kucing.
Tak hanya dipaksa setubuhi kucing, adegannya pun direkam oleh teman-temannya dengan kamera ponsel dan disebarluaskan lewat media sosial. Hal ini yang membuat bocah sd ini depresi berat.
Sungguh mengkhawatirkan dan tak patut ditiru bagi siapapun yang melakukan bullying. Bahkan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kab Tasikmalaya, Yakni ATP Rinanto menyampaikan bila rekaman tersebut direkam pada akhir Juni lalu.
“Setelah korban mengalami depresi hingga akhinya pada hari Jumat pekan lalu, korban dilarikan ke RSUD SMC Tasikmalaya” Ungkap Rinanto pada Kamis (21/7).
Namun sayang nyawanya tak tertolong, dan meninggal pada minggu malam (17/7)
“Nyawa korban tak bisa terselamatkan dan meninggal dalam perawatan pada minggu malam kemarin,” lanjutnya.
Meski demikian, Rinanto tak bisa memastikan apakah kematian korban disebabkan oleh bullying atau bukan. Namun perjalanan kejadian sebelum bocah sd ini meninggal, sangat kuat korelasinya karena depresi.
Bocah SD Ini Tak Mau Makan dan Sering Melamun Hampir Seminggu
Awalnya, pihak orang tua tak tau peristiwa yang menimpa anaknya. Ia baru mengetahui seminggu sebelum korban meninggal karena mendapatkan video rekaman yang beredar dari tetangganya.
Semakin depresi karena orang tuanya pun tahu, sang bocah mengeluhkan sakit tenggorokan dan dibawa ke rumah sakit untuk jalani pengobatan. Sayang, nyawa anaknya tak tertolong.
Baca Juga : Guru Agama SMP Negeri Di Tangerang Cabuli 3 Murid Laki-Laki
"Sepekan sebelum meninggal dunia rekaman itu menyebar dan dibully teman-temannya semakin menjadi-jadi. Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas ibu kandungnya.
"Saya awalnya tahu rekaman itu dari tetangga dan tidak langsung dari anak saya” Jelas T orang tua korban pada Kamis (21/7).
“Sejak saat itu anak saya jadi depresi" sambungnya.
Orang Tua Sempat Tanyakan Pelaku, Namun Sang Bocah Enggan Bicara
Setelah video tersebut diketahui orang tuanya, pihak keluarga sempat menanyakan identitas para pelaku kepada korban, namun sang bocah SD yang baru duduk di bangku kelas 5 ini enggan buka suara.
Orangtua korban pun tak tinggal diam, ia sempat menanyakan ke teman-teman dan tetangganya, dan diketahui pelaku masih dalam desa yang sama namun berbeda kampung.
"Iya, bahkan keluarga para pelaku sempat datang dan meminta maaf ke saya. Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," ujar orang tua korban.