Klarifikasi Lengkap Gus Miftah Usai Viral Diduga Menghina Penjual Es Teh
Gus Miftah minta maaf setelah ceramahnya viral dan memicu kontroversi, menyudutkan penjual es teh. Ia berkomitmen untuk lebih bijaksana dalam ceramah.
BaperaNews - Pendakwah kondang Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal dengan nama Gus Miftah, menyampaikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf setelah video ceramahnya menjadi viral.
Ceramah tersebut dianggap menyudutkan seorang penjual es teh, memicu kontroversi di media sosial, dan menimbulkan polemik di kalangan masyarakat hingga menarik perhatian berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan partai politik.
Pada Rabu (4/12), Gus Miftah merilis pernyataan resmi melalui kanal YouTube Seleb Oncam News. Dalam video tersebut, ia menyampaikan permohonan maaf atas candaan yang dianggap tidak pantas kepada seorang penjual es teh dalam ceramahnya.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi yang viral hari ini. Pertama, dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapapun. Oleh karena itu, atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung. Mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan permohonan maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu oleh polemik ini.
“Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat. Saya juga sudah ditegur oleh pihak terkait agar lebih bijaksana dalam menyampaikan pendapat dan pidato.”
Sosok penjual es teh yang menjadi perhatian adalah Sonhaji, seorang bapak dua anak yang sebelumnya bekerja sebagai tukang kayu.
Setelah mengalami kecelakaan kerja, ia beralih profesi menjadi pedagang es teh dan air mineral untuk menghidupi keluarganya.
Sonhaji mengisahkan bahwa penghasilannya tidak menentu, terkadang hanya mencapai Rp10 ribu dalam sehari.
Baca Juga : Resmi Dilantik, Gus Miftah: Semoga Tidak ada Gangguan Soal Toleransi dan Moderasi
Kisah perjuangannya menarik simpati warganet, terutama setelah ia disebut dalam ceramah Gus Miftah. Banyak yang mengkritik Gus Miftah karena dianggap kurang peka terhadap kondisi penjual es teh tersebut.
Di tengah kritik yang diterimanya, beberapa pihak memberikan pembelaan terhadap Gus Miftah. Salah satunya adalah Gus Yusuf Chudlori, pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang, yang hadir saat ceramah tersebut berlangsung.
“Saya waktu itu melihat, itu spontan. Bagian dari komunikasi Gus Miftah dengan bakul, dengan jamaah. Ya guyonan biasa. Jadi itu ya wajar-wajar saja,” kata Gus Yusuf.
Kuasa hukum Gus Miftah, Herdian Saksono, juga menyebutkan bahwa gaya komunikasi kliennya sering kali menggunakan humor untuk mendekatkan diri dengan jamaah.
“Itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar. Ceramah itu sebenarnya disampaikan dengan niat baik, tetapi sayangnya konteks tidak tersampaikan secara utuh,” jelasnya.
Kasus ini menimbulkan diskusi tentang batasan humor dalam ceramah dan komunikasi publik, khususnya oleh tokoh agama.
Banyak yang berharap agar figur publik lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata, terutama yang berpotensi menyinggung pihak yang berada dalam kondisi sulit.
Gus Miftah berharap klarifikasinya dapat meredakan situasi dan membuka ruang dialog. Di sisi lain, simpati terhadap penjual es teh terus mengalir. Warganet bahkan menginisiasi berbagai cara untuk membantu Sonhaji dan keluarganya.
Gus Miftah sendiri menyatakan komitmennya untuk lebih introspektif dan bijaksana dalam menyampaikan ceramah agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Baca Juga : Dituding Toyor Kepala Istri Saat Nonton Konser, Gus Miftah: Itu Cuma Bercanda!