Kemendagri Buat Layanan Cegah Korupsi Pemda Berbasis Metaverse

Kementerian dalam negeri (Kemendagri) membuat layanan baru bernama Kovi Otda (Konsultasi Virtual Otonomi Daerah) berbasis metaverse untuk menekan potensi korupsi di lingkungan Pemda!

Kemendagri Buat Layanan Cegah Korupsi Pemda Berbasis Metaverse
Kementerian Dalam Negeri meluncurkan layanan berbasis metaverse bernama Kovi Otda untuk menekan potensi korupsi pemerintah daerah. Gambar: Dok. Pusat Penerangan Kemendagri

BaperaNews - Kementerian dalam negeri (Kemendagri) membuat layanan baru bernama Kovi Otda (Konsultasi Virtual Otonomi Daerah) berbasis metaverse untuk menekan potensi korupsi di lingkungan Pemda, dengan layanan tersebut pihak Pemda bisa konsultasi dengan Pemerintah di pusat secara online.

“Kita launching inovasi ini untuk memberi layanan kepada Pemda seputar konsultasi otonomi daerah dengan sistem virtual dan teknologi 3D animasi atau metaverse” ujar Dirjen otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik.

Layanan tersebut bisa diakses di www.kovi.otda.kemendagri.go.id dan Kemendagri akan berikan akun khusus untuk Pemda agar bisa mengakses layanan tersebut, nantinya Pemda akan konsultasi dengan Pemerintah pusat secara langsung di metaverse tanpa harus datang ke Jakarta.

“Jadi nanti Pemda bisa bertemu saya dan pejabat lainnya untuk konsultasi secara metaverse jadi kami akan bawa Pemda ke ruangan animasi khusus” lanjutnya.

Layanan sendiri sudah diterapkan untuk uji coba pada hari Senin lalu 25 April 2022, sejumlah pejabat di Kemendagri mencoba layanan tersebut memakai kacamata VR, langkah lain yang dilakukan Kemendagri untuk mencegah korupsi ialah membuat produk hukum khusus dan memilih ASN terbaik untuk melaksanakannya.

Baca Juga: Kronologi OTT Bupati Bogor Ade Yasin Terkait Kasus Suap

Metaverse yang dipakai Kemendagri ini ialah suatu teknologi AR (augmented reality) yang membuat individu bisa saling interaksi secara virtual, meski interaksi dilakukan via online atau dunia maya, namun akan nampak lebih nyata seolah bertemu dalam suatu tempat yang sama, teknologi ini bisa dipakai dengan kacamata VR (virtual reality) dan dengan memakai kacamata tersebut, akan bisa terlihat individu lain yang diajak berinteraksi.

Teknologi ini beda dengan Zoom yang biasanya juga dipakai pemerintah, untuk zoom sendiri masih terlihat nyata adanya perbedaan tempat meski komunikasi bisa dilakukan dua arah, sedangkan untuk metaverse, individu atau benda yang diajak interaksi terlihat secara nyata, misalnya melihat ka’bah dengan metaverse seperti yang saat ini dipakai untuk calon Jemaah haji, maka akan benar-benar Nampak di depan mata seperti apa ka’bah itu.

Diketahui kasus korupsi begitu sering terjadi di lingkup pemerintah daerah, yang terbaru yakni kasus Ade Yasin yang disesalkan oleh Kemendagri dimana ia terlibat kasus suap untuk mendapatkan nilai bagus dalam pengawasan pengelolaan keuangan, ia ditangkap dan diamankan pada tanggal 26 – 27 April 2022.

Baca Juga: Waspada Tsunami Malam Hari, Status Anak Krakatau Naik ke Level Siaga