Harga Sirup dan Coca Cola Akan Naik di Akhir Tahun
Harga minuman sirup dan coca-cola akan menaikkan harga barang dagangannya mulai awal tahun 2024 mendatang. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Pengusaha pembuat produk minuman manis dan makanan bergula kemasan seperti biskuit, sirup, hingga minuman bersoda Sprite dan Coca Cola kabarnya akan menaikkan harga barang dagangannya mulai awal tahun 2024 mendatang karena naiknya harga gula Kristal rafinasi yang menjadi salah satu bahan baku utama mereka secara gila-gilaan.
Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukam menyebut harga gula Kristal rafinasi saat ini sudah naik 30% karena berbagai masalah. Indonesia bahkan telah impor gula dari luar negeri.
Setelah adanya kenaikan harga gula yang cukup besar, maka perusahaan yang membuat produk minuman manis atau makanan manis kemasan juga akan naikkan harga dagangannya dan hal ini masih didiskusikan bersama distributor serta pengusaha ritel.
“Gula naik harga sampai 30% dan ini kondisi yang tidak terduga. Jadi gula impor justru lebih mahal dari gula lokal. Industri itu menaikkan harga tidak bisa cepat prosesnya. Harus ada diskusi panjang dengan distributor ritel dulu. Biasanya kita akan review harga di akhir atau awal tahun. Jadi perkiraan saya akhir dan awal tahun para pengusaha produk minuman manis akan sampaikan review harga produknya dan akan negosiasi dengan ritel. Ini memang kita lakukan” kata Adhi pada Senin(14/8).
Baca Juga : Pemerintah Naikkan Harga Gula Jadi Rp 14.500
Untuk jumlah kenaikan harganya, Adhi yakin tidak akan lebih dari 5% meski ada kemungkinan harga gula bisa lebih tinggi lagi. Adhi khawatir harga gula bisa terus naik ke tahun 2024 karena adanya ancaman El Nino yang membuat produsen gula luar seperti di Thailand dan India akan berkurang jumlah produksinya.
“Kenaikan harga sirup dan harga Coca Cola misalnya, itu tidak bisa naik seperti bahan bakunya. Kira-kira 55 sudah cukup tinggi. Biasanya 3-4%. Padahal bahan baku naiknya luar biasa sampai 30%.
Kalau terlalu tinggi naiknya konsumen bisa lari. Makanya kita lakukan gerus margin, inovasi, efisiensi, dan sebagainya. Tentu harga sirup dan harga Coca Cola akan naik.
Kita lihat saja Thailand dan India itu beresiko kekeringan. Kita khawatir itu pengaruh pada hasil panen gula mereka di samping itu juga subsidi berubah. Sekarang tebu banyak diubah jadi bio etanol dan ini juga mempengaruhi harga dan pasokan gula dunia” pungkas Adhi.
Diketahui tebu sebagai salah satu bahan utama pembuat gula kini tidak hanya diincar pengusaha makanan dan minuman saja namun juga diincar oleh pengusaha bahan bakar minyak untuk dijadikan bio etanol yang disebut sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Dan dampaknya makin banyak yang mengincar padahal produksi beresiko berkurang karena masalah cuaca dan alam. Hal inilah yang membuat harga gula naik sehingga juga berdampak pada harga sirup dan harga Coca Cola naik serta produk makanan atau minuman manis lainnya.
Baca Juga : Polda Metro Jaya Beri Dispensasi Perpanjang SIM Hingga 31 Agustus 2023