Fakta Terbaru Soal TNI Aniaya Pengiring Jenazah di Manado
TNI Angkatan Darat mengonfirmasi penanganan tegas terhadap prajuritnya yang terlibat dalam penganiayaan di Manado. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - TNI Angkatan Darat (AD) mengonfirmasi komitmennya untuk menindak tegas prajurit yang terlibat dalam penganiayaan terhadap pengiring jenazah selama terjadinya bentrokan di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa langkah hukum akan diambil sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
"Sudah menjadi komitmen TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku, siapapun oknum anggota yang terbukti bersalah tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," ungkap Kristomei Sianturi.
Meski demikian, Kristomei belum dapat memastikan apakah ada prajurit TNI yang telah ditangkap atau diperiksa terkait kejadian penganiayaan tersebut.
"Kita tunggu ya," tambahnya, memberikan sinyal bahwa investigasi masih dalam proses untuk mengungkapkan fakta-fakta terkait kejadian tersebut.
Bentrokan melibatkan prajurit TNI dan warga yang menjadi pengiring jenazah terjadi di depan Kantor Kodam XIII/Merdeka, Jalan Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat (5/1) sekitar pukul 15.30 WITA.
Baca Juga: TNI Dalami Serangan KKB di Maybrat Papua Barat, 1 Prajurit TNI Gugur
Video yang beredar menunjukkan sejumlah prajurit TNI melakukan tindakan kekerasan terhadap pengendara motor setelah keramaian terjadi.
Penganiayaan tersebut diduga dipicu oleh kebisingan dan kegaduhan yang diakibatkan oleh iring-iringan jenazah. Sebelumnya, pengiring jenazah telah diberikan imbauan untuk tidak membuat kegaduhan selama perjalanan, namun pada saat melewati pintu 2 Makodam, kebisingan dari rombongan pengiring jenazah meningkat.
Rombongan tersebut disinyalir tidak mengindahkan imbauan dan malah semakin memperkeruh situasi dengan menggeber gas sepeda motor knalpot brong, mengakibatkan gangguan bagi warga setempat. Provokasi yang terjadi saat bentrokan membuat situasi semakin tegang.
Pihak Kodam XIII/Merdeka yang berusaha melerai bentrokan justru mendapat provokasi dari rombongan pengiring. Hal ini memicu terjadinya bentrokan antara anggota Kodam XIII/Merdeka dengan warga setempat bersama rombongan pengiring.
Setelah peristiwa tersebut, situasi dapat dikendalikan oleh prajurit TNI lainnya, memungkinkan rombongan pengiring jenazah untuk melanjutkan perjalanan menuju tujuan akhir, Taman Pemakaman Umum (TPU) Teling Atas.
Baca Juga: Satria Mahathir Ditangkap Polisi, Diduga Aniaya Anak DPRD Kepri