Fahd A Rafiq Buka Suara Atas Pemecatan Shin Tae Yong, Ini Responnya!
Fahd A Rafiq buka suara soal pemecatan Shin Tae Yong. Ia menilai keputusan PSSI wajar mengingat ekspektasi tinggi terhadap Timnas Indonesia pasca Piala AFF 2024

BaperaNews - Fahd A Rafiq mengungkapkan keterkejutannya atas pemecatan Shin Tae Yong sebagai pelatih timnas Indonesia.
Menurutnya, masyarakat perlu memahami keputusan tersebut mengingat ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap performa timnas, terutama setelah kekalahan dari Tiongkok dan kegagalan di Piala AFF 2024. Pernyataan ini disampaikan Fahd saat berada di Jeddah, Arab Saudi, pada Selasa (7/1/2025).
Ketua Umum DPP Bapera itu menjelaskan adanya perbedaan kualitas yang signifikan antara Timnas Senior dan Timnas U-23.
“Psikologinya berubah ketika Timnas Indonesia sedang di atas angin, seperti setelah mengalahkan Arab Saudi. Namun, negara-negara Asia Tenggara justru semakin ngotot untuk mengalahkan kita. Apalagi, pemain yang diturunkan lebih banyak pemain muda,” ujar Fahd A Rafiq.
Menurut Fahd, kebijakan Shin Tae Yong memberikan kesempatan kepada pemain muda sebenarnya bertujuan baik, yaitu untuk menunjukkan kemampuan mereka di depan publik.
Namun, negara-negara ASEAN lainnya terlihat lebih bersemangat dan berhasil memanfaatkan peluang untuk mengalahkan Indonesia.
Fahd juga menyoroti kekalahan Timnas Indonesia dari Tiongkok dalam Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
“Kualitas pemain Tiongkok lebih baik, meskipun permainan kita terlihat lebih unggul. Tapi itulah sepak bola, segalanya ditentukan di atas lapangan. Hal-hal tak terduga adalah bagian dari olahraga ini,” tambahnya.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Revolusi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045 Harus Dilanjutkan, Ini Alasannya!
Ia juga mengingatkan potensi kecurangan yang mungkin terjadi di dunia sepak bola.
“Naturalisasi pemain adalah hal lumrah di sepak bola. Negara-negara seperti Jerman dan Prancis sering menggunakan pemain keturunan. Indonesia juga mengambil kiblat dari Belanda karena banyak pemain keturunan Belanda yang kini membela timnas, dan itu patut diapresiasi,” ujarnya.
Fahd A Rafiq turut berbagi pandangannya mengenai filosofi sepak bola.
“Pertahanan terbaik adalah menyerang. Persentase kemenangan tim yang bermain menyerang lebih tinggi dibandingkan yang bertahan. Contohnya Real Madrid dan Barcelona yang dominan di liga Spanyol, dibandingkan Atletico Madrid dengan filosofi bertahan. Tapi Italia dengan Catenaccio-nya juga membuktikan diri di level Eropa,” jelasnya.
Terkait masa depan Timnas Indonesia, Fahd menyebutkan bahwa PSSI akan mengumumkan pelatih baru untuk timnas senior pada Sabtu, 11 Januari 2025.
“Jika benar pelatih dari Belanda, saya sepakat jika Luis Van Gaal yang dipilih. Pengalamannya melatih banyak klub besar di Eropa sudah tidak diragukan. Namun, jika PSSI menunjuk Patrick Kluivert atau Giovanni van Bronckhorst, saya rasa itu juga bukan masalah. Tantangan utama hanya pada kendala komunikasi bahasa,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, Fahd A Rafiq berharap keputusan PSSI dapat membawa kebangkitan bagi Timnas Indonesia.
“Mari kita doakan yang terbaik. Saya yakin langkah ini adalah demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih cerah,” pungkas dosen yang juga mengajar di Negeri Jiran Malaysia ini.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Membaca Geopolitik Global dan Peran Nasionalisme Pemimpin Dunia