Dukun di Riau Manfaatkan Pasien yang Tak Dikaruniai Anak untuk Dicabuli

Kasus dukun cabuli pasien mencuat ketika seorang suami melaporkan bahwa istrinya yang sudah hamil tujuh bulan adalah hasil dari perbuatan bejat sang dukun DDS.

Dukun di Riau Manfaatkan Pasien yang Tak Dikaruniai Anak untuk Dicabuli
Dukun di Riau Manfaatkan Pasien yang Tak Dikaruniai Anak untuk Dicabuli. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Seorang dukun cabul berinisial DDS (48) telah ditangkap oleh Tim Satreskrim Polres Indragiri Hulu (Inhu). Dukun tersebut diduga telah melakukan pencabulan terhadap pasiennya yang berinisial S (34) hingga hamil tujuh bulan.

Kasus dukun cabuli pasien ini mencuat setelah S dan suaminya datang ke DDS dengan harapan bisa memiliki anak setelah 12 tahun menikah tanpa keturunan. Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah kisah mengerikan yang melibatkan aksi bejat sang dukun cabul.

Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya mengungkapkan bahwa penangkapan DDS dilakukan oleh Tim Satreskrim pada 28 Agustus 2023 di Desa Lambang Sari, Kecamatan Lirik, Inhu, Provinsi Riau.

Hal ini berawal dari laporan warga, SL, suami dari S, yang memberitahukan bahwa istrinya telah hamil tujuh bulan akibat perbuatan DDS yang seharusnya mereka percayai sebagai seorang dukun.

Kehamilan S dimulai pada tahun 2021, ketika pasangan ini pertama kali mendatangi DDS karena keputusasaan setelah 12 tahun menikah tanpa anak. Mereka berharap bisa mendapatkan bantuan dari sang dukun dalam meraih impian memiliki keturunan. Mereka kemudian mengikuti serangkaian ritual yang diarahkan oleh DDS selama hampir satu tahun.

Namun, pada akhir Juli 2023, terungkap bahwa S sudah hamil selama tujuh bulan. Penyelidikan pun mengungkap fakta yang mengerikan. Kehamilan S ternyata bukan karena hubungannya dengan suaminya, melainkan akibat perbuatan bejat DDS.

"Pelaku mengakui telah berhubungan layaknya suami isteri dengan korban sebanyak 20 kali," ungkap Kapolres Dody.

Baca Juga : Kasus Dukun Cabul di Buleleng: Penipuan dan Pemerkosaan Pada Wanita

Kejadian ini merupakan puncak dari aksi bejat sang dukun cabul, yang telah memanfaatkan situasi pasangan yang sudah putus asa karena belum dikaruniai anak. DDS memanfaatkan keyakinan mereka dalam dunia perdukunan untuk mencabuli S sebanyak 20 kali.

Korban SB awalnya datang bersama suaminya ke praktik DDS karena mereka tak kunjung memiliki keturunan setelah 12 tahun menikah. Mereka berharap dapat menemukan solusi melalui perdukunan DDS. Sayangnya, apa yang terjadi adalah perbuatan cabul yang menghancurkan kepercayaan mereka.

Kasat Reskrim Polres Indragiri Hulu, AKP Agung Rama, menjelaskan bahwa korban pertama kali diminta untuk masuk ke ruangan khusus dan mandi kembang di dalam bak. Pada saat itu, aksi pemerkosaan pertama pun terjadi, namun korban tidak menyadari bahwa itu merupakan pelanggaran dan berpikir bahwa itu adalah bagian dari ritual.

"Pertama kali mandi kembang sudah ada dicabuli. Tetapi korban mungkin berpikir sebagai bagian dari ritual, ternyata terus berlanjut," kata Agung.

Setelah itu, korban beberapa kali datang ke tempat praktik DDS sendirian. Inilah saat-saat di mana korban disetubuhi oleh sang dukun hingga akhirnya hamil.

Pada Juli 2023, ketika S sudah hamil tujuh bulan, dia akhirnya memberitahu suaminya tentang kehamilannya dan pengakuan mengenai siapa yang bertanggung jawab. Suami korban yang syok dengan pengakuan ini segera melaporkan kasus tersebut ke Polres Indragiri Hulu. Penangkapan DDS pun dilakukan pada 28 Agustus 2023.

Kasus ini juga membuka pintu untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap praktik perdukunan DDS. Polisi mencurigai bahwa masih ada korban-korban lain yang mungkin telah menjadi target dari dukun cabul ini. Penyelidikan ini akan terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak fakta dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.

Kejadian ini merupakan contoh nyata tentang bagaimana ketidakberdayaan pasangan yang sudah lama menantikan keturunan dapat dimanfaatkan oleh individu yang tidak bertanggung jawab. Kasus ini juga menyoroti pentingnya waspada terhadap praktik perdukunan yang tidak terjamin keamanannya.

Baca Juga : Skandal Seks Pemerkosaan Dan Obat Bius Di Pesta Kanselir Jerman Olaf