Deretan Fakta Siswa SPN Polda Kaltara Meninggal Usai Olahraga Malam

Seorang siswa SPN Polda Kaltara meninggal setelah olahraga malam, diduga akibat heartstroke.

Deretan Fakta Siswa SPN Polda Kaltara Meninggal Usai Olahraga Malam
Deretan Fakta Siswa SPN Polda Kaltara Meninggal Usai Olahraga Malam. Gambar : Kreator BaperaNews Via Canva.com

BaperaNews - Seorang siswa SPN Polda Kaltara bernama Muhammad Dwi Cahyo Saputro (19) meninggal setelah olahraga malam pada hari Sabtu (29/7) pukul 21.00 WITA.

Korban yang merupakan siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) di Kalimantan Utara ini sempat dilarikan ke RSU Malinau namun nyawanya tidak tertolong. Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya mengungkap korban meninggal setelah olahraga malam yang memang menjadi salah satu latihan fisik untuk siswa SPN Polda Kaltara.

“Sebelum olahraga malam, pada pukul 20.45 WITA, pengasuh mengumpulkan para siswa di depan barak untuk kegiatan apel. Saat itu petugas piket pengasuh menyampaikan, siswa yang merasa sakit keluar dari barisan karena akan dilakukan kegiatan olahraga malam” kata Daniel hari Senin (31/7).

Usai memisahkan siswa yang sehat dengan yang merasa sakit, para piket pengaruh menyebar di sekitar jalanan yang dilewati siswa SPN Polda Kaltara yang sedang olahraga malam sebagai bentuk pengawasan. Para siswapun lari sebanyak 2 kali putaran di sekitar SPN Polda Kaltara kemudian kembali masuk ke lapangan apel.

“Pada saat itulah siswa bernama Muhammad Dwi Cahyo Saputro meninggal setelah olahraga malam, dia tiba-tiba pingsan, dipapah oleh 2 siswa lain. Dwi dibawa ke rumah sakit untuk mendapat keamanan. Dwi sempat dipasang infus, Dwi dinyatakan mengalami penurunan kesadaran akibat heartstroke” lanjutnya. 

Baca Juga : Fakta Pendaki Gunung Lawu Meninggal Faktor Cuaca Ekstrem

Dwi mendapat perawatan intensif namun nyawanya tidak tertolong. Dwi adalah siswa dari Desa Liang Bunyu, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltara. Dwi dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RSUD Malinau pada pukul 02.05 WITA.

“Subunya kita menghubungi keluarga korban. Atas nama Polda Kaltara, saya mengucap duka cita mendalam pada keluarga” pungkas Daniel.

Polisi masih mendalami sebab pasti kematian korban dengan menurunkan Tim Propam. Proses pendidikan di SPN Kaltara masih berjalan seperti biasa. Memang dalam pendidikan kepolisian, fisik para siswa harus dilatih, termasuk dengan olahraga malam dengan tetap memperhatikan dan melihat kondisi kesehatan dari siswa itu sendiri.

Orang tua korban, Rejo mengungkap ia mengetahui anaknya meninggal ketika ditelepon pihak sekolah. Rejo menyebut anaknya punya rencana untuk memberangkatkannya umrah namun Tuhan berkehendak lain. Rejo juga bercerita anaknya adalah sosok yang rajin, sejak kecil selalu membantu ibunya berjualan tiap pulang sekolah. 

“Saya ditelepon pada jam 00.00 WITA beliau bilang anak saya pingsan habis latihan. Saya terakhir komunikasi waktu hari Sabtu, dia telepon dan pamitan. Katanya Pak berangkat dulu, saya bilang iya nak semoga sukses ya nak. Dia sejak kecil memang pengen jadi polisi, tapi Allah berkehendak lain. Dia sebenarnya tidak ada riwayat penyakit. Dia anak yang rajin, selalu bantu ibunya jualan tiap pulang sekolah. Dia semangat sekali ikut pendidikan, dia mau umrahkan saya, tapi sudah dipanggil Yang Maha Kuasa” ucap Rejo.

Baca Juga : Pria Obesitas 200 Kg Asal Tangerang Meninggal Dunia