Cacar Monyet Sebut Bisa Menular Melalui ASI Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Disebutkan bahwa penyakit cacar monyet bisa menular kepada bayi melalui air susu atau ASI ibu yang sedang menyusui.

Cacar Monyet Sebut Bisa Menular Melalui ASI Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui
Cacar monyet sebut bisa menular melalui ASI untuk ibu hamil dan menyusui. Gambar : unsplash.com/Dok. Jordan Whitt

BaperaNews - Lembaga kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan mokeypox atau cacar monyet sebagat darurat kesehatan global (Public Health Emergency of International Concern).

Baru-baru ini disebutkan bahwa cacar monyet dapat menular melalui ASI. Menyusul dengan penyakit cacar monyet yang saat ini sudah ditemukan di 75 negara, dengan total kasus yang dilaporkan sebanyak 16 ribu lebih.

Penyakit cacar monyet ini disebabkan oleh virus yang memang bisa menular melalui kontak erat dan cairan. Bahkan, disebutkan penyakit cacar monyet bisa menular kepada bayi melalui air susu ibu (ASI).

Meski masih dalam penelitian lebih lanjut, Dokter Penyakit Dalam di Rumah Sakit St. Carolus Salemba Robert Sinto menjelaskan sebagai bentuk pencegahan sebaiknya ibu yang sedang menyusi tidak memberikan ASI mereka, jika terbukti sedang terkena penyakit cacar monyet.

“Karena sama-sama melewati aliran darah (seperti yang ditemukan di sperma), virus ini mungkin bisa ditularkan dari ASI. Jadi untuk ibu yang tertular, agar tidak memberikan ASI-nya,” ujar Robert saat hadir dalam update penyakit Monkeypox yang digelar Kementerian Kesehatan secara daring.

Tak hanya ASI yang diberikan langsung, Robert juga menyebutkan ASI yang diperah (diperas) juga tidak boleh diberikan kepada bayi sampai si ibu benar-benar dinyatakan sembuh dari cacar monyet. Sebab penularan bukan hanya terjadi melalui kontak kulit antara ibu dengan bayi namun juga cairan ASI yang diminum oleh bayi.

Baca Juga : Simak! Fakta - Fakta Penting Penyakit Cacar Monyet

"CDC sampai sekarang ini menyarankan bahwa sampai kita bisa mendapatkan kejelasan apakah virus cacar monyet ini bisa menular dari ASI atau tidak, maka untuk ibu-ibu menyusui yang terinfeksi oleh cacar monyet disarankan untuk tidak memberikan ASI," kata Robert Sinto.

"Tujuannya bukan hanya supaya tidak ada kontak erat dengan penyakit cacar monyet. Tapi bahkan ASI perah yang dihasilkan pun tidak disarankan untuk tidak diberikan pada anak," tambahnya.

Dokter Robert Sinto juga berpesan kepada masyarakat untuk menjaga diri agar tidak terpapar penyakit cacar monyet tersebut. pencegahan dapat dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan dan tidak melakukan kontak erat atau kontak langsung dengan penderita cacar monyet.

“Meskipun sampai saat ini tidak ditemukan di Indonesia, pencegahan tetap penting dilakukan. Dimulai dari diri sendiri dengan selalu taat protokol kesehatan,” jelasnya.

Diketahui sebelumnya, cacar monyet pertama kali terdeteksi pada tahun 1958. Bahkan pada 1970, cacar monyet sempat menjadi endemi di negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Tetapi, penyakit cacar monyet yang muncul kali ini dengan yang pernah muncul sebelumnya diketahui memang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Cacar monyet yang sebelumnya muncul dapat terjadi pada segala kategori usia, termasuk pada anak-anak. Namun yang terjadi saat ini, cacar monyet lebih banyak terdeteksi pada orang dewasa.

Baca Juga : Perbedaan Gejala Cacar Monyet Dahulu Dan Sekarang, Ini Bedanya Dengan Cacar Air