Beragam Alasan Millennial Tunda Pernikahan, Karier Hingga Sandwich Generation
Beragam alasan yang mendorong milenial untuk menunda pernikahan, termasuk pertimbangan karier. Simak Berita Selengkapnya!
BaperaNews - Angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan Laporan Statistik Indonesia 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan jumlah pasangan yang menikah sepanjang tahun 2023.
Data menunjukkan bahwa pada tahun tersebut, tercatat 1.577.255 pasangan yang menikah, turun sebanyak 128.093 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.705.348 pasangan.
Tren penurunan angka pernikahan sudah terlihat sejak tahun 2012, meskipun sempat mengalami peningkatan pada tahun 2017 dan 2018.
Namun, sejak 2019 hingga 2023, angka pernikahan kembali menurun. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global dan di berbagai benua.
Dalam menghadapi tren penurunan angka pernikahan ini, Kompas.com berbincang dengan sejumlah kelompok millennial (kelahiran 1981-1996) yang belum menikah.
Salah satu alasan yang sering muncul adalah menunda pernikahan untuk fokus pada karier dan mencapai stabilitas finansial. Gempita (28 tahun), salah satu responden, mengungkapkan bahwa meskipun telah sering ditanyai tentang kapan akan menikah, ia lebih memilih untuk menunda pernikahan hingga mempersiapkan diri secara materi dan mental.
Keputusannya ini juga dipengaruhi oleh berbagai kasus penelantaran anak dan masalah lain yang sering diekspos di media massa, membuatnya merasa perlunya persiapan matang sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Baca Juga : BKKBN Beberkan Banyak Remaja RI yang Lakukan Hubungan Seks Pranikah
Nisa Zonzoa (33 tahun), seorang aktivis antikorupsi, juga merasakan tekanan untuk menikah dari lingkungan sekitarnya. Namun, perjalanannya yang sering kali membutuhkan perjalanan ke luar kota dan luar pulau membuatnya sulit menemukan pasangan yang cocok.
Meskipun tidak menunda untuk menikah atau memiliki anak, Nisa belum menemukan sosok yang tepat sebagai pasangan hidupnya. Ia juga mempertimbangkan faktor usia dan biaya hidup yang tinggi, sehingga hanya menginginkan satu anak untuk kebaikan masa depannya.
Selain itu, beberapa milenial juga memilih untuk menunda pernikahan karena ingin fokus pada karier dan menikmati kebebasan hidup sendiri.
Frisil (32 tahun), misalnya, mengungkapkan bahwa hingga saat ini ia belum merasa perlu untuk menikah karena masih ingin fokus pada apa yang diinginkannya. Frisil juga tidak merasa ada tekanan dari keluarga untuk menikah, bahkan beberapa saudaranya yang lebih tua juga belum menikah.
Di sisi lain, Dimas (32 tahun) merasa belum siap untuk membina keluarga baru karena masih merasa terbebani sebagai bagian dari "Sandwich Generation".
Sebagai anak bontot dengan tanggung jawab menjaga orang tua yang sakit, Dimas merasa sulit untuk fokus pada pernikahan dan keluarga barunya.
Meskipun telah beberapa kali mengumpulkan informasi tentang persiapan sebelum menikah, Dimas masih mencari pasangan yang tepat dan berharap dapat menemukan kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga.
Baca Juga : BKKBN Haruskan Calon Pengantin Punya Sertifikat Siap Hamil untuk Syarat Nikah