Bank Indonesia Jalin Kerjasama Dengan UEA, QRIS Nanti Bisa Digunakan di Dubai
Bank Indonesia telat sepakat menjalani kerjasama dengan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA). Nantinya, QRIS bisa digunakan di Dubai.
BaperaNews - Bank Indonesia (BI) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) terkait penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antarnegara.
Nota kesepahaman ini memungkinkan transaksi lintas negara dilakukan secara langsung menggunakan ponsel dengan mata uang masing-masing negara, membawa dampak positif terutama bagi tenaga kerja Indonesia di UEA.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan penandatanganan nota kesepahaman ini sebagai langkah awal, terutama untuk memfasilitasi transaksi ke Dubai.
"Kita baru tandatangan dengan UEA sehingga pas ke Dubai bisa pakai QRIS," ujarnya dalam acara Birama 2023 di kantor BI, Jakarta.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan BI untuk memperluas jaringan kerjasama QRIS antarnegara, setelah sebelumnya terhubung dengan sejumlah negara di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. India, Jepang, dan China menjadi negara selanjutnya yang akan menjalani penjajakan serupa.
Meskipun penjajakan dengan Arab Saudi sudah dilakukan, namun sistem mereka belum siap mendukung konektivitas QRIS antarnegara. Sementara itu, UEA dinilai lebih siap, juga didukung oleh banyaknya tenaga kerja Indonesia di sana, menjadi pertimbangan utama dalam kerjasama ini.
Baca Juga : BI Akan Tarik Peredaran Uang Logam Rp500 dan Rp1000 Edisi 1991-1997
Kerjasama antara BI dan Bank Sentral UEA tidak hanya terbatas pada penggunaan QRIS. Sebagai negara dengan banyak tenaga kerja Indonesia, UEA menjadi fokus dalam pengembangan kerjasama bilateral, khususnya dalam memudahkan transaksi keuangan lintas batas.
Erwin Haryono, Direktur Departemen Komunikasi BI, menyampaikan bahwa sebenarnya BI pertama kali mempertimbangkan kerjasama dengan Arab Saudi, mengingat banyaknya warga Indonesia yang melakukan ibadah haji dan umrah ke sana.
Namun, sistem di Arab Saudi belum siap untuk mendukung implementasi QRIS antarnegara. "Dan UEA lebih dulu siap, ditambah dengan tenaga kerja Indonesia yang banyak di sana," tambahnya.
Meskipun Indonesia telah menjalin kerjasama dengan sejumlah negara melalui QRIS antarnegara, beberapa tantangan tetap harus diatasi. Koordinasi dengan negara-negara tersebut untuk menyelaraskan kebijakan dan teknologi menjadi langkah krusial agar implementasi QRIS dapat berjalan lancar.
Sementara itu, peluang untuk memperluas jaringan kerjasama masih terbuka lebar, terutama dengan negara-negara yang memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Indonesia.
Dalam beberapa bulan ke depan, BI berencana untuk melakukan penjajakan serupa dengan India, Jepang, dan China, untuk memperluas cakupan penggunaan QRIS antarnegara.
Langkah BI ini memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Indonesia di UEA. Dengan implementasi QRIS antarnegara, mereka dapat melakukan transaksi secara mudah dan efisien, memanfaatkan teknologi pembayaran yang semakin canggih. Kemudahan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan UEA.
Baca Juga : WNI di Singapura Bisa Belanja Pakai QRIS Mulai 17 November 2023