Banjir Bandang dan Longsor Pekalongan, Tewaskan 17 Orang, 9 Masih Hilang

Tanah longsor dan banjir bandang melanda Petungkriyono, Pekalongan, menyebabkan 17 orang meninggal, 9 hilang, dan kerusakan parah. Simak selengkapnya di sini!

Banjir Bandang dan Longsor Pekalongan, Tewaskan 17 Orang, 9 Masih Hilang
Banjir Bandang dan Longsor Pekalongan, Tewaskan 17 Orang, 9 Masih Hilang. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Instagram/@lambe_turah

BaperaNews - Tanah longsor dan banjir bandang melanda wilayah Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Senin (20/1). 

Bencana tersebut mengakibatkan 17 orang meninggal dunia, 13 orang mengalami luka-luka, dan setidaknya 9 orang lainnya masih dalam pencarian.

Camat Petungkriyono, Hadi Surono, mengonfirmasi bahwa hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung sejak Senin (20/1) sore menjadi penyebab utama bencana ini. Longsor menghantam beberapa rumah warga dan merusak infrastruktur di wilayah tersebut. 

"Kejadian longsor ini dampak hujan intensitas tinggi sejak kemarin sore. Awalnya dilaporkan empat orang meninggal dunia. Namun, hingga tadi malam, jumlahnya terus bertambah," kata Hadi saat ditemui di posko induk Puskesmas Petungkriyono, Selasa (21/1).

Hadi menjelaskan bahwa hingga kini, data korban yang hilang terus diperbarui. Berdasarkan laporan sementara, terdapat 9 orang yang belum ditemukan.

Namun, jumlah ini diperkirakan bisa bertambah karena belum semua warga melaporkan anggota keluarga mereka yang hilang. 

"Ada kemungkinan korban lainnya belum dilaporkan, seperti warga yang saat kejadian sedang berteduh di rumah salah satu perangkat desa di Desa Kesimpar. Rumah tersebut terkena longsor, dan seluruh penghuninya tertimpa," tambahnya.

Proses evakuasi korban dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat lokasi kejadian yang curam dan berbahaya. Kondisi medan yang sulit diperparah oleh hujan yang masih mengguyur wilayah tersebut, sehingga meningkatkan risiko longsor susulan.

Baca Juga : Ratusan Rumah Terendam hingga Mobil Terseret Arus Banjir di Jember

Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, serta relawan setempat terus berupaya mencari korban yang masih hilang.

Selain korban jiwa, longsor dan banjir bandang ini juga menyebabkan kerusakan parah pada rumah-rumah warga, jalan, serta fasilitas umum. Beberapa desa di Kecamatan Petungkriyono mengalami isolasi akibat akses jalan yang tertutup material longsor.

"Kami masih fokus membuka akses jalan yang tertutup untuk memudahkan distribusi bantuan dan proses evakuasi," ujar salah satu petugas BPBD yang bertugas di lokasi.

Warga terdampak kini diungsikan ke tempat yang lebih aman. Posko pengungsian didirikan di beberapa titik strategis, salah satunya di Puskesmas Petungkriyono.

Para pengungsi mendapatkan bantuan darurat berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan. Namun, kebutuhan logistik masih sangat mendesak, terutama selimut dan perlengkapan untuk anak-anak serta lansia.

"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk membantu warga yang terdampak. Selain fokus pada evakuasi korban, kami juga memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi," ujar Hadi.

Hingga saat ini, tim gabungan terus bekerja keras untuk mencari korban yang hilang dan membersihkan material longsor. Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga telah menetapkan status tanggap darurat untuk mempermudah mobilisasi bantuan.

 "Kami berharap cuaca segera membaik agar proses pencarian korban bisa berjalan lebih lancar," ujar Hadi.

Baca Juga : Banjir Bandang di Cirebon, Warga Kaget Airnya Setinggi Dada padahal Tak Turun Hujan

@baperanews.com Tanah longsor dan banjir bandang melanda Petungkriyono, Pekalongan, menyebabkan 17 orang meninggal, 9 hilang, dan kerusakan parah #pekalongan #pekalonganbanjir #pekalonganlongsor #banjir #longsor ♬ Hard News - DM Production