Balas Serangan Hamas, Israel Kembali Serang Lebanon

Ketegangan meningkat di Timur Tengah karena konflik baru-baru ini antara Israel dan Lebanon. Simak selengkapnya!

Balas Serangan Hamas, Israel Kembali Serang Lebanon
Balas Serangan Hamas, Israel Kembali Serang Lebanon. Gambar : AFP/MAHMUD HAMS

BaperaNews - Konflik antara Israel dan Lebanon kmbali mengguncang Timur Tengah, menambah ketegangan dalam kawasan yang telah lama diwarnai oleh konflik.

Dalam serangan terbaru, pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon sebagai tanggapan atas serangan yang diluncurkan dari sana. Ini adalah perkembangan terbaru dlam konflik yang telah merenggut nyawa ribuan orang dan menimbulkan dampak serius pada ekonomi global.

Konflik Israel-Lebanon Terjadi Semakin Intens

Pada Minggu, 8 Oktober 2023, artileri IDF menyerang salah satu wilayah di Lebanon sebagai respons terhadap serangan yang diluncurkan dari wilayah tersebut.

Meskipun masih belum jelas apa yang tepatnya ditembakkan dari Lebanon ke Israel, serangan tersebut menghantam posisi militer Israel di kawasan peternakan Sheeba.

Lebanon dan Israel telah lama menjadi dua negara yang bermusuhan, dan gencatan senjata di antara keduanya terjalin setelah konflik pada tahun 2006. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, serangan roket skala kecil telah terjadi dari Lebanon ke Israel, yang selalu diikuti oleh serangan balasan dari Israel.

Eskalasi Konflik di Timur Tengah

Saat konflik Israel-Lebanon berlanjut, eskalasi konflik antara Israel dan Palestina juga mencapai puncaknya. Militan Hamas melancarkan serangan pada Sabtu, 7 Oktober 2023, dengan ribuan roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Sebanyak 300 orang dilaporkan tewas di Israel, dan 1.800 lainnya mengalami luka-luka.

Israel, sebagai respons, melancarkan serangan balasan terhadap Gaza, Palestina, yang mengakibatkan 232 orang meninggal dan 1.697 lainnya terluka. Baku tembak antara militan Hamas dan pasukan militer Israel masih berlangsung di beberapa wilayah, menambah ketegangan dalam konflik tersebut.

Tak hanya itu, beberapa warga Israel juga dilaporkan menjadi korban penyanderaan oleh militan Hamas. Meskipun jumlah pasti korban sandera belum dijelaskan, keadaan semakin rumit. 

Baca Juga : Mer C Ungkap RS Indonesia di Gaza Palestina Terkena Rudal Israel

Perang Ini Berdampak Kepada Dunia

Pecahnya perang dan eskalasi konflik ini memiliki dampak yang besar, tidak hanya pada kawasan Timur Tengah tetapi juga pada ekonomi global.

Tren inflasi baru dapat muncul akibat ketidakpastian yang disebabkan oleh perang, yang juga meruntuhkan kepercayaan global akan pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022.

Lebih dari 1.100 orang telah tewas dalam konflik Israel-Lebanon, dengan Hamas menyerbu dari wilayah Gaza dan Israel membalas dengan keras. Konflik ini menambah kemungkinan konflik yang lebih luas di Timur Tengah, yang telah diwarnai oleh ketidakstabilan global sejak perang Rusia-Ukraina hampir 20 bulan yang lalu.

Dampaknya akan tergantung pada berapa lama konflik berlangsung, seberapa intensitasnya, dan apakah konflik ini menyebar ke wilayah lain di kawasan. Pasar minyak dan ekuitas mungkin akan terkena dampak langsung, mengingat Timur Tengah adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia.

Agustin Carstens, manajer umum Bank for International Settlements, mengatakan, "Masih terlalu dini untuk mengatakan apa dampaknya, meskipun pasar minyak dan ekuitas mungkin akan terkena dampak langsung."

Namun, perang ini berpotensi memberikan ketidakpastian terhadap perekonomian global yang sudah melambat. Hal ini juga memengaruhi pasar AS, yang sedang beradaptasi dengan kemungkinan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan banyak investor.

Ancaman Terhadap Inflasi dan Ekonomi

Perang Israel Lebanon juga menimbulkan kekhawatiran terhadap tekanan inflsi baru. Kawasan ini bukan hanya merupakan rumah bagi produsen minyak besar seperti Iran dan Arab Saudi, tetapi juga merupakan jalur pelayaran utama melalui Teluk Suez.

Kenaikan harga energi baru-baru ini telah diidentifikasi sebagai risiko terhadap penurunan inflasi secara bertahap oleh para pejabat Federal Reserve.

Mereka juga memperingatkan bahwa perekonomian AS kemungkinan besar akan terhindar dari resesi jika tidak ada guncangan dari luar yang tidak terduga.

Dengan konflik yang berlangsung di wilayah penghasil minyak utama, pergerakan harga minyak dunia akan sangat dipengaruhi oleh reaksi Iran, Arab Saudi, dan pemain besar lainnya.

Karim Basta, kepala ekonom di III Capital Management, mengatakan, "Konflik ini menimbulkan risiko harga minyak yang lebih tinggi, dan risiko terhadap inflasi dan prospek pertumbuhan."

Para pejabat Federal Reserve telah mengamati kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS baru-baru ini untuk mencari tanda-tanda bahwa kondisi keuangan telah melebihi batas yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi, sehingga meningkatkan risiko perlambatan ekonomi yang terlalu parah.

Perang Israel dengan Hamas dan konflik Israel-Lebanon makin meningkatkan ketidakpastian terhadap perekonomian global. Selain itu, konflik ini juga dapat memengaruhi pergerakan pasar keuangan, termasuk obligasi dan saham, dalam beberapa hari mendatang.

Apakah harga minyak akan meningkat atau pertumbuhan ekonomi akan melambat, semuanya menjadi pertimbangan utama dalam situasi ini. 

@baperanews.com Konflik antara Israel dan Lebanon kmbali mengguncang Timur Tengah, menambah ketegangan dalam kawasan yang telah lama diwarnai oleh konflik. Dalam serangan terbaru, pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon sebagai tanggapan atas serangan yang diluncurkan dari sana. #lebanon #israel #viral #baperanews ♬ Epic News - DM Production

Baca Juga : Remaja Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel: Kericuhan di Tepi Barat