AS Tuding Rusia Dan China Beri Perlindungan Selimut Ke Korea Utara
Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia dan China memberikan perlindungan selimut terhadap Korea Utara atas peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korut.
BaperaNews - Amerika Serikat (AS) menuduh China dan Rusia memberi “perlindungan selimut” kepada Korea Utara menyusul adanya tindakan dari Dewan Keamanan PBB kepada Korut. AS juga menyebut China dan Rusia “membungkuk ke belakang” dan membenarkan peluncuran rudal yang dilakukan Korut.
Sebelumnya Korea Utara menembakkan sejumlah rudal termasuk rudal antarbenua yang gagal. Hal ini memicu kekhawatiran internasional. Beberapa Negara seperti AS, Prancis, Inggris, Irlandia, Albania, dan Norwegia kemudian meminta untuk bertemu Dewan Keamanan PBB pada Jumat (4/11).
“Anda tidak boleh mengabaikan tanggung jawab keamanan, rudal Korut mungkin menjual senjata untuk perang di Ukraina atau karena Anda pikir mereka jadi penyangga regional yang baik untuk AS” ujar Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas.
Rusia dan China dikabarkan tidak setuju atas tindakan Dewan Keamanan PBB kepada Korea Utara. “Dewan harus bisa memainkan peran konstruktif daripada selalu menekankan pada tekanan. Dalam kondisi ini, dewan harus berusaha meredakan ketegangan dan mempromosikan penyelesaian politik” jawab Dubes China untuk PBB Zhang Jun.
Dewan Keamanan PBB mendesak Korea Utara agar berhenti meluncurkan rudal dan mengambil langkah yang baik dalam pembicaraan dengan Korea Selatan. Korea Utara sebenarnya telah dilarang keras untuk uji coba nuklir maupun rudal dan Dewan Keamanan PBB sempat memberi sanksi dengan memotong dana untuk program tersebut.
Baca Juga : Perusahaan Rusia Tawarkan Terapi Kubur Hidup-Hidup Rp 890 Juta Untuk Atasi Stres
Namun, kini anggota PBB seolah terpecah dalam menghadapi Korut yang terkenal sebagai Negara paling tertutup tersebut. China dan Rusia memveto pimpinan AS untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Korea Utara atas peluncuran rudal balistik tersebut.
Namun semua Negara juga tahu Korut punya hubungan sangat baik dengan Rusia dan China, Korut bahkan terus menyatakan dukungan untuk Rusia atas invasi di Ukraina. Sebab itu AS menuduh Rusia dan China memberi “perlindungan selimut” kepada Korut.
Korea Utara sendiri sedang dalam kondisi panas dengan Korsel. Pada Jumat (4/11), militer Korsel menyatakan telah mengerahkan jet tempur karena mendeteksi 180 penerbangan militer korut di wilayahnya.
“Pesawat Korut terbang dari utara di utara garis demarkasi militer antara kedua korea” ujar militer Korsel. Korut sebelumnya juga menembakkan rudal balistik pada Kamis (3/11) ke arah Laut Timur. Hal ini memicu ketegangan militer kedua Negara yang juga mendapat kecaman dari PBB dan berbagai Negara di dunia.
Korut melakukan serangan bukan tanpa alasan, Korut merasa tersinggung dengan Korsel dan AS yang memperpanjang latihan udara Bigilant Storm. “Keputusan AS dan Korsel yang tidak bertanggung jawab membuat adanya tindakan saat ini membuat fase yang tidak terkendali” ujar Koruit dalam sebuah pernyataan resmi.
Baca Juga : WHO Rilis Peringatan, Simak Daftar 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI