Alasan Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang, membuang lebih dari 1 juta metrik ton limbah nuklir ke laut Pasifik setelah 12 tahun kecelakaan nuklir.
BaperaNews - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Fukushima, Jepang membuang limbahnya ke laut sejak Kamis (24/8).
Pembuangan limbah nuklir ke laut dilakukan 12 tahun setelah terjadi kecelakaan nuklir terburuk dunia. 1 juta metrik ton lebih limbah nuklir dibuang ke laut Pasifik. Hal ini disebut butuh proses bertahun-tahun untuk penyelesaiannya.
PLTN Fukushima menyebut limbah nuklir yang dibuang telah hancur dan tidak masalah. Sementara air laut disuling agar mengurangi kontaminasi dengan reaktor batang bahan bakar.
Sebelumnya terjadi bencana nuklir akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011. Tangki di lokasi pembuangan nuklir bisa menampung 1,3 juta ton air yang cukup untuk mengisi 500 kolam renang standar olimpiade.
Sejak bencana nuklir di Jepang tahun 2011 tersebut, PLTN Fukushima yang bertanggung jawab atas pengolahan nuklir memompa air untuk dinginkan bahan bakar reaktor nuklir. Artinya, tiap hari pabrik Tokyo Electric Power tersebut menciptakan air yang terkontaminasi yang disimpan di tangki besar.
Lebih dari 1.000 tangki terisi air terkontaminasi nuklir sehingga butuh lahan lebih besar untuk menyimpan tangki-tangki itu. PLTN Jepang pun memutuskan membangun fasilitas baru untuk menonaktifkan PLTN dengan cara yang aman serta khawatir tangki bisa runtuh jika terjadi bencana alam.
Baca Juga : Hilang Berhari-hari, Mahasiswi Indonesia Ditemukan Tewas di Apartemen Jepang
Hasilnya, keputusan Jepang buang limbah nuklir ke laut dirasa yang terbaik meski para kritikus menyampaikan kritik tajam sebab limbah yang dibuang dalam skala sangat besar dan sebelumnya belum pernah terjadi. Dikhawatirkan bisa mengganggu kehidupan laut bahkan manusia.
Namun Jepang menyatakan air limbah yang dibuang telah melalui proses sistem cairan lanjutan sehingga sebagian zat radioaktif di dalamnya bisa dikurangi sampai mencapai standar yang aman atau diterima. Kandungan yang tersisa hanya tritium atau hidrogen yang sulit dipisahkan dari air karena bahan itu sendiri ada di alam, air, dan manusia yang terbentuk di atmosfer bumi dan bisa masuk ke siklus air.
Jepang buang limbah nuklir ke laut Pasific menurut mereka mungkin memang bisa timbul resiko namun dalam kadar yang rendah. Tritium dinyatakan tidak berbahaya bagi manusia namun jika tertelan dalam kadar berlebih juga bisa menyebabkan kanker.
Jepang buang limbah nuklir ke laut dengan penelitian dalam waktu yang lama, mereka memastikan tidak akan berbahaya untuk kehidupan laut dan manusia serta telah dibuktikan oleh ilmuwan mereka.
Baca Juga : Lepas Pegangan, WN Jepang Tewas Akibat Jatuh saat Naik Fly Fish di Bali