Aksi Guru BK di Badung Viral Usai Dua Siswa Dipaksa Bertarung di Lapangan

Video viral guru BK di Badung, Bali, diduga paksa dua siswa bertarung di lapangan sebagai hukuman, menuai kecaman publik.

Aksi Guru BK di Badung Viral Usai Dua Siswa Dipaksa Bertarung di Lapangan
Aksi Guru BK di Badung Viral Usai Dua Siswa Dipaksa Bertarung di Lapangan. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Instagram/@lambe_turah

BaperaNews - Sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di Kabupaten Badung, Bali, menjadi viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, guru BK diduga memaksa dua siswa untuk terlibat dalam aksi "tarung bebas" di lapangan sekolah, disaksikan langsung oleh siswa lainnya.

Insiden ini terjadi di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Badung dan telah memicu reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat.

Video yang diunggah oleh akun @aryawedakarna di Facebook menunjukkan dua siswa yang tampak sedang berkelahi di tengah lapangan sekolah, dengan banyak siswa lain berdiri mengelilingi mereka.

Tampak siswa-siswa lain meninggalkan kelas untuk menyaksikan duel tersebut, yang berada di bawah pengawasan seorang guru BK. Unggahan video ini, yang dibagikan pada (5/11), langsung menuai perhatian dan kecaman publik.

Akun @aryawedakarna dalam keterangannya menyebut aksi tersebut sebagai “tarung bebas” yang dipaksakan oleh guru sebagai bentuk hukuman bagi kedua siswa.

"Seorang OKNUM Guru BK memberi hukuman dua siswa berkelahi dan diadu di lapangan serta meminta seluruh sekolah menyaksikan duel antar siswa. Saksi ribuan orang. GIMANA, perlu ring TINJU di sekolah??" tulisnya dalam unggahan tersebut.

Arya Wedakarna, yang juga merupakan anggota Komite I Bidang Hukum di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, mengeluarkan pernyataan terkait insiden ini.

Ia menegaskan akan segera meminta informasi dari pihak sekolah dan guru yang bersangkutan untuk memastikan pemahaman yang menyeluruh. 

Arya menekankan pentingnya penanganan kasus yang tetap berlandaskan aturan, termasuk Permendikbud, agar tidak melanggar hak-hak siswa.

Baca Juga : Siswa SMA di Tebet Koma Usai Berkelahi Satu Lawan Satu

 "AWK selaku Komite I Bid Hukum DPD RI segera turun," tambah Arya dalam unggahannya.

Publik secara luas mengecam aksi "tarung bebas" yang terjadi di sekolah ini, dengan menilai tindakan tersebut tidak sesuai dengan norma pendidikan dan berpotensi memberikan dampak negatif pada psikologis siswa.

Masyarakat menyuarakan bahwa bentuk hukuman fisik, terutama dengan memaksa siswa berkelahi, dianggap tidak mendidik dan bertentangan dengan prinsip pendidikan yang seharusnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah terkait belum memberikan keterangan resmi mengenai insiden ini atau peran guru BK dalam memfasilitasi aksi tarung bebas tersebut.

Ketidakjelasan respons dari pihak sekolah menimbulkan pertanyaan terkait langkah-langkah yang akan diambil terhadap guru yang diduga terlibat serta kebijakan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Para pemerhati pendidikan berharap adanya klarifikasi dari sekolah dan dinas pendidikan. Mereka menilai tindakan oknum guru tersebut bertentangan dengan pendekatan edukatif yang seharusnya diterapkan dalam menangani masalah kedisiplinan.

Kejadian ini menyoroti pentingnya penerapan pendekatan yang etis dan mendidik dalam menangani pelanggaran disiplin di sekolah.

Arya Wedakarna dan sejumlah pemerhati pendidikan mendesak agar pihak sekolah, terutama guru BK, tetap berpegang pada aturan Permendikbud yang melindungi hak-hak siswa dan mengutamakan lingkungan belajar yang aman serta kondusif.

Para ahli pendidikan menyatakan bahwa tindakan memaksa siswa berkelahi di depan umum dapat menciptakan trauma dan merusak hubungan siswa dengan lembaga pendidikan. Mereka menegaskan pentingnya pendekatan disiplin yang berbasis dialog dan rehabilitasi, bukan kekerasan.

Masyarakat, khususnya pengguna media sosial, mengecam tindakan guru BK ini dan mengkhawatirkan dampak psikologis yang mungkin dialami siswa yang dipaksa berkelahi.

Banyak warganet meminta sekolah dan dinas pendidikan untuk memperketat standar disiplin dan mengadakan pelatihan bagi guru, termasuk guru BK, agar dapat menangani masalah siswa tanpa melibatkan tindakan kekerasan atau intimidasi fisik.

Insiden ini mengundang perhatian luas dan menjadi peringatan penting akan perlunya lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan siswa tanpa melibatkan praktik kekerasan.

Baca Juga : Heboh Video Siswa SMA Ajak Guru Berkelahi, Tak Terima Ditegur Rapikan Seragam