8 Siswa SD Diduga Dilecehkan Kakak Pembina Pramuka di Bali
Pembina Pramuka di Bali terlibat dalam kasus pelecehan seksual dengan modus minta foto kelamin pada 8 siswa SD.
BaperaNews - Pembina Pramuka di Denpasar, Bali diduga berbuat pelecehan seksual pada 8 orang siswa SD. Korban diminta foto kelamin dan mengirim via ponsel.
Pelaku berbuat mesum dengan modus grooming atau membangun hubungan keakraban dan kedekatan untuk mendapat kepercayaan dan keinginannya. Begitu korban terpedaya, hidup korban terancam.
Pelaku pembina pramuka minta foto kelamin siswa SD juga mengancam korban akan diberi nilai Pramuka rendah atau melapor ke sekolah bahwa korban berperilaku tidak baik jika korban tidak mau menuruti keinginannya. Korban takut dan akhirnya mau ketika diminta foto kelaminnya.
“Ini bentuk pelecehan seksual siswa SD yang dilaporkan pada kami. Modus berkedok guru Pramuka dan mendekati anak-anak secara grooming. Korban dirayu dan diancam agar mau diminta foto kelamin kemudian dikasih hadiah. Kalau korban tidak mau diancam mau dilaporkan ke sekolah” kata Kanselor Hukum UPTD PPA Denpasar, Bali, Luh Putu, pada hari Rabu (30/8).
Putu menyayangkan kasus pelecehan seksual pembina Pramuka minta foto kelamin siswa SD bisa terjadi di lingkungan sekolah. Menurutnya ini juga dampak dari kelalaian pihak sekolah. Terlebih pelaku ternyata tidak tersertifikasi sebagai guru Pramuka dan tidak terdaftar di Kwartir Pramuka Bali.
Baca Juga : Michael Jackson Dituntut Soal Kasus Pelecehan Seksual
“Ini bentuk kekhawatiran kita. Ini terjadi di Denpasar dan harus hati-hati jika pihak sekolah ada guru Pramuka padahal pelaku bukan guru Pramuka. Pelaku masuk ke sekolah menawarkan diri. Ini kelalaian pihak sekolah ya” imbuhnya.
Pelaku dan korban sama-sama laki-laki. Korban mendapat pemulihan psikologis akibat perbuatan pelaku dan pelaku telah dipecat dari sekolah serta diproses hukum.
Diharapkan guru maupun orang tua bisa dekat dengan anak-anak agar bisa mencegah adanya predator seksual yang berkeliaran.
“Ini artinya kecolongan ya, sekolah tidak tahu kalau ada predator anak ini. Kami masih berikan pendampingan untuk para korban yang masih trauma. Sekarang tinggal tunggu aksi kepolisian saja. Jadi ini harus jadi perhatian. Semua pihak pendidikan dan orang tua harus waspada karena ternyata ada predator yang mengincar anak-anak dimana bentuknya pedolifilia. Mereka melakukan grooming untuk mendapatkan apa yang diinginkannya” pungkas Putu.
Kasubdit IV PPA Ditreskrimum Polda Bali AKBP, Ni Luh Kompyang, menegaskan akan menyelidiki kasus ini dan masih mencari barang bukti.
“Banyak saksi tapi tidak dikuatkan, kita susah membuktikan karena bukti digitalnya tipis. Kita harap kemarin ada bukti digital diminta foto kelamin yang bisa kita angkat tapi itu yang jadi masalah. Kami berharap segera ditetapkan tersangka karena masyarakat juga bertanya. Ini masih belum lengkap buktinya jadi penyidik masih berproses mencari alat bukti untuk kasus ini” tandas Kompyang.
Baca Juga : Geger! Polisi Diduga Melecehkan Tahanan Perempuan di Sulsel