3 Warga Gunungkidul Tewas Usai Positif Antraks: Diduga Sapi Mati Dikubur, Digali, Lalu Dimakan
Heboh wabah antraks menyebar di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, dan menewaskan 3 orang warga Gunung Kidul yang berstatus positif antraks. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Wabah antraks merebak di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul. Warga Gunung Kidul positif antraks Diduga terjadi ketika hewan ternak yang telah mati dan seharusnya dikubur diambil kembali untuk dikonsumsi dagingnya.
Hingga berita warga Gunung Kidul positif antraks ini disampaikan, sudah ada 3 warga Gunung Kidul tewas dengan status positif antraks.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti menyebut hewan ternak yang terpapar antraks dan sudah mati harusnya dikubur sesuai SOP. Namun, warga justru mengambil kembali dan memakan dagingnya sebelum pihak Dinas tiba.
“Hewannya sudah mati dan dipotong, ketahuan karena ada warga sakit lapor ke kita dan kita lakukan surveilans” kata Wibawanti pada Rabu (5/7).
Ketika pihaknya tiba di desa, semua daging sudah habis dimakan warga. Maka pihaknya pun melakukan uji lab terkait virus ini termasuk ke tanah di tempat disembelihnya hewan positif antraks tersebut.
“Jadi sudah mati tapi enggak nemu bangkai hewannya. Yang saya periksa dan saya uji ke lab itu tanah bekas tempat menyembelihnya, dagingnya sudah habis semua dimakan warga” terangnya.
Baca Juga : Pria Tewas Tersengat Listrik Saat Panjat Sutet Demi Konten
Dari hasil pemeriksaan itulah diketahui tanah telah terkontaminasi darah ternak antraks. Tanah kemudian disiram formalin 3 kali pada 3-4 Juli 2023. Pihak Dinas akan kembali menguji tanah tersebut, jika masih positif antraks akan kembali disiram formalin.
“Kalau masih positif antraks ya kita siram ulang, kalau sudah negatif akan kita cor pakai semen beton supaya tidak membahayakan warga” lanjutnya.
Lebih lanjut dari hasil penyelidikan Wibawanti akhirnya mengetahui, rupanya warga desa tersebut sudah bisa mengkonsumsi daging dari hewan yang telah mati karena sakit karena dianggap tidak berbahaya, padahal hewan mati karena sakit jelas masih menyimpan virus penyakit.
Sejak 1 November 2022, sapi yang dikubur sesuai SOP dan belum diambil sampelnya juga diambil lagi oleh warga setempat.
“Kita dengar informasi ini ketika antraks sudah mencuat ke manusia” pungkasnya.
Maka untuk mencegah lebih banyak yang terjangkit antraks, pihaknya melakukan penyuntikan antibiotik ke hewan ternak yang sehat pada 20 Juni 2023 lalu. Saat ini di kawasan tersebut terjadi 93 kasus antraks dengan identifikasi zero positif atau pernah terjangkit dan 3 korban telah meninggal dunia.
Diharapkan warga Gunung Kidul positif antraks dan masyarakat bisa belajar dari kasus ini untuk patuh pada aturan yang ditetapkan Dinas yakni segera melapor jika ada hewan yang sakit, mengubur hewan ternak yang sakit sesuai SOP, serta jangan pernah makan daging hewan ternak yang sakit.
Baca Juga : Kecelakaan Lift di Sekolah Lampung Tewaskan 7 Orang, Ini Kronologinya! .