3 Perusahaan Minyak Sawit Terjerat Korupsi Rp 6,5 Triliun!
Kejaksaan Agung resmi menetapkan 3 perusahaan minyak sawit sebagai tersangka korupsi minyak goreng (migor). Simak 3 perusahaan minyak sawit yang terjerat korupsi.
BaperaNews - Kejaksaan Agung resmi menetapkan 3 perusahaan minyak sawit sebagai tersangka korupsi minyak goreng (migor) yaitu Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.
Korupsi perusahaan minyak tersebut membuat negara rugi Rp 6,47 Triliun. Para koruptor yang ikut andil dalam korupsi perusahaan minyak juga merupakan pemain besar di dunia minyak goreng Indonesia dengan hasil produksi yang menguasai pasar minyak goreng tanah air. Berikut 3 profil perusahaan minyak sawit yang tersangka kasus korupsi migor.
Baca Juga : Perjalanan Kasus Korupsi BTS 4G Johnny G Plate
3 Profil Perusahaan Minyak Sawit Tersangka Kasus Korupsi Migor :
-
Permata Hijau Group (PHG)
Permata Hjau Group ialah perusahaan minyak sawit yang berdiri sejak tahun 1984 di Medan, Sumatera Utara. Operasinya mencakup seluruh rantai nilai minyak sawit mulai dari industri tengah hingga hilir yang hasilkan nilai tambah dan menjual hasil produknya ke Indonesia serta seluruh dunia.
Produk PHG diantaranya minyak laurat, lemah khusus, biodiesel, oleokimia, dan minyak goreng kemasan bermerek Panina, Permata, Parveen, serta Palmata. Pemilik PHG ialah Robert Wijaya dan Maria Wijaya.
-
Wilmar Group
Didirikan oleh Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus pada tahun 1991 dengan modal awal 100.000 dolar Singapura dan karyawan hanya 5 orang. Wilmar Group terus memperbesar usahanya dengan membeli kebun kelapa sawit, memproduksi minyak goreng kemasan bermerek Sania di tahun 2009.
Tahun 2006, Wilmar Group berhasil raih ekuitas 0,80 dolar Singapura per saham yang menghasilkan untung 180 juta dolar AS. Wilmar Group juga memproduksi minyak goreng kemasan merk Fortune yang banyak dijual dan dipakai masyarakat Indonesia.
-
Musim Mas Group
Musim Mas Group ialah perusahaan Indonesia yang kantor pusatnya berada di Singapura. Memproduksi beragam minyak goreng kemasan merk terkenal seperti Sunco, Amagao, Tani, Voila, Good Choice, dan Alibaba.
Kilang minyak sawitnya berada di Belawan, Sumatera Utara. Selain minyak goreng, perusahaan ini juga memproduksi gliserin dan sabun. Pemilik perusahaan ini ialah Bachtiar Karim.
Ketiga perusahaan minyak sawit raksasa tersebut diduga kuat jadi dalang di balik kelangkaan minyak goreng di Indonesia pada tahun 2022 lalu dimana negara terpaksa keluarkan dana hingga Rp 6,47 Triliun untuk membantu minyak goreng masyarakat, karena stok minyak goreng ditimbun oleh ketiga koruptor yang terlibat korupsi perusahaan minyak tersebut demi keuntungan pribadi.
Pemerintah saat itu mati-matian mempertahankan daya beli masyarakat pada minyak goreng dengan memberi dana subsidi hingga bantuan langsung tunai sebesar Rp 6,19 Triliun. Semua tersangka kasus korupsi migor penyebab kelangkaan minyak goreng tersebut akan mendapat hukuman penjara dan denda.
Baca Juga : Kementerian ESDM Pecat 10 PNS Tersangka Kasus Korupsi Tukin