Waketum PSSI Bantah Isu Kanjuruhan Jadi Sebab Batal Piala Dunia U-20 Indonesia
Waketum PSSI Zainuddin Amali membantah anggapan bahwa Piala Dunia U-20 2023 batal dilaksanakan di Indonesia karena adanya Tragedi Kanjuruhan.
BaperaNews - Waketum PSSI Zainuddin Amali membantah anggapan bahwa Piala Dunia U-20 2023 batal dilaksanakan di Indonesia karena adanya Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 dengan korban tewas 135 orang tersebut.
Amali menyebut Tragedi Kanjuruhan bukan sebabnya. Jika memang karena Tragedi Kanjuruhan, tentu seharusnya sudah dilakukan FIFA sejak kejadian.
“Tidak ada, karena kalau tentang Kanjuruhan, seharusnya begitu kejadian langsung dicabut. Tidak ada hubungannya” ucap Amali.
Amali yang sebelumnya menjabat sebagai Menpora menyebut, pasca Tragedi Kanjuruhan, justru ada pihak dari FIFA yang langsung turun ke lapangan membantu Indonesia.
“Presiden FFIA nyatakan duka cita dan ikut prihatin, membantu kita transformasi, ada juga tim yang datang langsung” imbuhnya.
FIFA dalam pernyataan resminya menyebut alasan pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 ialah karena “situasi terkini”, namun tidak dijelaskan lebih detail apa situasi terkini yang dimaksud. FIFA juga menyebut kata pasca Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga : Kerugian Indonesia Setelah Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Namun banyak yang menyimpulkan sebenarnya alasannya ialah karena ada penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel ke Indonesia termasuk oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. PSSI membatalkan acara drawing yang seharusnya digelar 31 Maret 2023, tak lama kemudian, mengumumkan pembatalan status tuan rumah Indonesia.
PDIP : FIFA Terapkan Standar Ganda
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut FIFA menerapkan standar ganda alias aturan yang tidak adil. Diketahui FIFA mengeluarkan Timnas Rusia dari Piala Dunia karena Rusia menyerang Ukraina. Namun kenapa FIFA juga tak keluarkan Timnas Israel, bukankah Israel juga telah berpuluh tahun menyerang dan melakukan kekejaman pada Palestina?
Indonesia disebut mencampur adukkan politik dengan olahraga, padahal FIFA sendiri juga mencapuradukkan urusan politik dengan olahraga, terbukti dengan dikeluarkannya Rusia dari berbagai ajang olahraga internasional yang dinaungi FIFA padahal Rusia pada saat itu baru beberapa bulan menyerang Ukraina, sedangkan Israel yang lebih lama sampai puluhan tahun terus lakukan penjajahan di Palestina.
“Ada standar ganda dari FIFA yang harus kita kritisi, enggak bisa kita tutup mata soal urusan kemanusiaan. Sama Rusia saja berani menghukum, sama Israel dia tak berani, lalu kita diam saja? Ini yang kita harus sadar. Mari kita sadar, olahraga memang tidak lepas dari kemanusiaan” tegas Hasto.
Baca Juga : FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Apa Alasannya?